ERA BARU FILIPINA USAI DINASTI MARCOS KEMBALI PEGANG TAHTA

Jakarta – Dinasti Marcos kembali pegang tahta. Ferdinand Marcos Jr mengklaim kemenangan dalam pemilihan presiden Filipina.
Lewat juru bicaranya, putra mendiang mantan diktator Ferdinand Marcos itu berjanji akan menjadi pemimpin ‘untuk semua orang Filipina’.

“Kepada dunia, dia berkata: Jangan menilai saya dari para leluhur saya, tetapi dari tindakan saya,” kata juru bicara Marcos Jr, Vic Rodriguez menyampaikan pernyataan Marcos Jr.

“Ini adalah kemenangan bagi semua orang Filipina, dan untuk demokrasi,” kata Rodriguez dalam pernyataannya seperti diberitakan kantor berita AFP, Rabu (11/5/2022).

Marcos Jr yang populer dengan panggilan ‘Bongbong’ itu disebut berjanji untuk menjadi Presiden semua orang Filipina.

“Kepada mereka yang memilih Bongbong, dan mereka yang tidak, itu adalah janjinya untuk menjadi Presiden bagi semua orang Filipina. Untuk mencari titik temu melintasi perbedaan politik, dan bekerja sama untuk menyatukan bangsa,” imbuh Rodriguez.

Dalam perhitungan sementara pemilihan presiden Filipina., Marcos Jr meraup lebih dari 31 juta dukungan atau sekitar 58,76 persen. Kemenangan tersebut merupakan perubahan yang menakjubkan dalam nasib keluarga Marcos, yang telah dilengserkan dan kembali berkuasa setelah beberapa dekade.

Selama bertahun-tahun akun pro-Marcos telah membanjiri media sosial, membuat banyak anak muda Filipina percaya bahwa pemerintahan ayahnya dulu adalah periode emas perdamaian dan kemakmuran.

Namun faktanya, pemerintahan Marcos senior membuat Filipina bangkrut, dan membunuh, menyiksa dan memenjarakan puluhan ribu lawan selama kediktatorannya yang korup.

Marcos Jr adalah kandidat presiden pertama yang memenangkan suara mayoritas langsung sejak ayah diktatornya digulingkan dari kekuasaan dan keluarganya diasingkan pada 1986.

Beberapa jam setelah kemenangannya, Marcos Jr mengunjungi makam ayahnya di pemakaman pahlawan nasional di Manila. Foto-foto yang diposting di akun media sosial resmi Marcos pada hari Rabu (11/5). Dia berdiri di depan makam besar dengan kepala sedikit tertunduk dan menutupi matanya dengan tangan kanannya, seperti menangis.

Hubungan dengan Cina dan AS

Marcos Jr memiliki hubungan yang telah terjalin lama dengan Cina dan sedang mencari kesepakatan baru dengan Presiden Xi Jinping atas perairan yang diperebutkan di Laut Cina Selatan.

Di sisi lain, hubungan Marcos Jr dengan Amerika Serikat diperumit oleh insiden terkait perintah pengadilan di AS, di mana dia menolak bekerja sama dengan Pengadilan Distrik Hawaii yang pada 1995 memerintahkan keluarga Marcos untuk membayar 2 miliar dolar AS dari kekayaan yang dijarah kepada para korban pemerintahan Marcos.

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan pada hari Rabu (11/05), bahwa kedua negara ‘saling berhadapan di seberang perairan, menikmati persahabatan tradisional yang sudah berlangsung lama’ dan Cina tetap ‘berkomitmen untuk bertetangga baik’ di bawah pemerintahan yang akan datang.

Antonio Carpio, mantan Hakim Mahkamah Agung yang memimpin tim hukum Filipina di pengadilan arbitrase, mengatakan sikap Marcos adalah ‘pengkhianatan’.

“Dia memihak Cina melawan Filipina,” katanya.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan dalam jumpa pers pada hari Selasa (10/05), bahwa terlalu dini untuk mengomentari hasil pemilihan Filipina atau dampaknya terhadap hubungan kedua negara, tetapi mengungkapkan “kami berharap dapat memperbarui kemitraan khusus kami” dan bekerja dengan pemerintahan baru di Manila.

“Sebagai teman, sebagai mitra, sebagai sekutu, kami akan terus berkolaborasi secara erat untuk memajukan kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, terhubung, sejahtera, aman, dan tangguh,” kata Price. “Kami juga akan terus … mempromosikan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan supremasi hukum, yang mendasar bagi hubungan AS dengan Filipina.”

“Kemenangan nyata Bongbong akan menemui kekecewaan bagi banyak orang di Washington,” kata Greg Poling, Direktur Studi Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington.

Meskipun pemerintahan Joe Biden mungkin lebih suka bekerja dengan lawan utama Marcos Jr., Leni Robredo, “aliansi AS-Filipina sangat penting untuk keamanan dan kemakmuran kedua negara, terutama di era baru persaingan dengan Cina,” ujar Poling.(idn/idn)
sumber: detik.com

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.