PERNYATAAN KETUA BEM SI INI SANGAT MEMALUKAN DIRI DAN ALMAMATERNYA

Nafys – Miris dan sangat memalukan!

Itulah kesan pertama ketika penulis mendengar pernyataan Kaharuddin yang merupakan Presiden BEM Universitas Riau sekaligus menjabat sebagai koordinator aksi demo 11 April di Jakarta dalam video berikut ini:

Coba perhatikan dengan seksama video pernyataan Ketua BEM SI sekaligus koordinator akse demo tanggal 11 April lalu di Jakarta yang bernama Kaharuddin di bawah ini:

Dalam acara tersebut, Kaharuddin yang kelahiran Maret 1999 tapi malah memuji Orde Baru dengan mengatakan kita memperoleh kebebasan dan kesejahteraan di zaman tersebut.

Seorang pemuda berusia 23 tahun memuji pemerintahan Orde Baru. Ngakak!

Sungguh sangat memalukan jika seorang Presiden Mahasiswa “buta sejarah” di Indonesia khususnya tentang Orde Baru yang berkuasa selama 32 tahun di Indonesia selama ini.

Mungkin ada yang membelanya dengan mengatakan bahwa Kaharuddin adalah mahasiswa Matematika jadi maklum dia tidak tahu sejarah.

Apakah Kaharuddin tidak pernah bertanya kepada dosen seniornya di Unri yang merupakan saksi mata bagaimana susahnya hidup di zaman Orde Baru?

Lagi pula, Ini sudah tahun 2022, dimana teknologi sudah berkembang pesat sehingga kita bisa mencari semua informasi yang tak terbatas hanya melalui handphone jadi sungguh sangat lucu jika Kaharuddin tidak tahu tentang kekejaman di zaman Orde Baru.

Apakah Kaharuddin pura-pura tidak tahu sejarah jika Soeharto, penguasa Orde Baru adalah seorang diktator terkaya di dunia? Sumber

Apakah Kaharuddin pura-pura tidak tahu jika Soeharto, penguasa Orde Baru adalah seorang diktator terkorup abad ke-20 di dunia?

Apakah Kaharuddin pura-pura tidak tahu jika pada halaman majalah Forbes tanggal 31 Agustus 2015, memuat nama Soeharto sebagai pemimpin negara paling korup sedunia karena selama 31 tahun masa jabatannya, negara Indonesia merugi sebesar USD 35 miliar (setara Rp 457 triliun) dan harta tersebut mengalir deras kepada keluarga Cendana? Sumber

Gimana logikanya, rakyat Indonesia bisa hidup sejahtera di masa Orde Baru sedangkan penguasa Orde Baru adalah seorang diktator terkorup?

Jadi ingat pernyataan Hamzah Haz tentang Orde Baru.

Hamzah Haz, mengatakan, bila dulu pemerintahan Orde Baru sudah benar, tentu tidak akan jatuh. Justru Orde Baru banyak melakukan kesalahan.

“Bila ada yang mengatakan lebih enak masa orde baru, itu aneh. Justru akibat orde barulah kita semua sengsara saat ini,” kata Hamzah. Sumber

Menurut Hamzah, pada masa Orde Baru banyak sekali kebijakan yang keliru. Dari segi pendidikan, misalnya, biaya sekolah hingga tingkat menengah pertama seharusnya tidak dipungut bayaran. Akibatnya, yang dapat mengecap pendidikan itu hanya anak orang kaya. Di pulau Jawa saja, 80 persen penduduknya hanya tamatan sekolah menengah pertama (SMP).

“Pembangunan pun hanya tersentralisir di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi. Di luar daerah itu, semuanya ketinggalan,” cetusnya. Sumber

Belum lagi soal demokrasi, hukum, dan pemerataan, yang tidak dihiraukan. Dulu hanya satu partai politik saja yang boleh menang, yaitu Golkar.

Bahkan, seorang pengamat politik LIPI dengan tegas mengatakan hanya orang gila yang mau kembali ke rezim Orde Baru. Sumber

Kaharuddin juga sengaja mengaburkan fakta sejarah dengan mengatakan jika pada masa Orde Baru kita memiliki kebebasan!

Apakah Kaharuddin masih ingat sejarah kekejaman Soeharto terhadap Ulama dan umat Muslim di Indonesia?

Pada tanggal 1 Mei 1978, ada tim khusus yang dikirimkan dari Jakarta ke Aceh untuk membawa Ulama paling berpengaruh di Aceh saat itu yaituTengku Daud Beureueh ke Jakarta yang dipimpin Letnan Satu Sjafrie Sjamsoeddin.

Di masa Soeharto, seorang Ulama asal Banten yang bernama Abuya Dimyati pengasuh sebuah Pesantren di Cidahu, Padeglang juga ditangkap polisi. Beliau divonis bersalah dan dihukum penjara selama enam bulan penjara. Seorang Ulama asal Banten lainnya Kiai Sarmin juga menerima tindakan kekerasan di masa Soeharto.

Di Kalimantan Selatan, Safriansyah alias Kai Amang dan Jamhari Arsyad yang merupakan pegawai Departemen Agama di Amuntai, kabupaten Hulu Sungai Utara sekarang pernah merasakan “otoriternya” Soeharto. Setelah Pemilu, Kai Amang dipecat, sementara Jamhari Arsyad dimutasi ke Kabupaten Barito Kuala yang terisolir di masa Orde Baru itu. Sumber

Dan umat Islam juga tidak akan pernah lupa berapa banyak korban yang ditembak oleh aparat dalam peristiwa Tanjung Priok pada tahun 1984 saat Soeharto masih berkuasa di Indonesia…

Kaharuddin masih berani mengatakan ada kebebasan di zaman Orde Baru setelah melihat jejak digital kekejaman penguasa Orde Baru di bawah ini?

Bahkan, Bung Tomo, seorang orator yang membakar semangat arek-arek dalam pertempuran Surabaya yang bersejarah itu ternyata pernah dibui karena memprotes pembangunan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Pada tahun 1978, Siti Hartinah (istri Soeharto), sedang sibuk merancang pembangunan TMII. Bung Tomo mendapat informasi bahwa Bu Tien meminta para pengusaha memberikan 10 persen keuntungan usahanya untuk pembangunan TMII. Lalu Bung Tomo menyampaikan informasi itu dan mengkritik pembangunan TMII itu dalam setiap pidatonya.

Sehingga pada 11 April 1978, Bung Tomo ditangkap dengan tuduhan melakukan tindakan subversif. Ia dikerangkeng tanpa proses pengadilan di Penjara Nirbaya, Pondok Gede. Turut mendekam dalam jeruji di sana, Pakar Hukum Tata Negara Ismail Sunny yang juga dikenal kritis terhadap Orde Baru. Sumber

Jadi, masih percaya ocehan Kaharuddin yang mengatakan jika pada masa Orde Baru, rakyat memiliki kebebasan?

Mungkin informasi sekilas tentang kelakuan Orde Baru di atas terlalu susah untuk bisa diterima dan dicerna oleh seorang kaharuddin yang merupakan Presiden BEM.

Logika sederhana saja deh…

Jika Orde Baru memang benar lalu kenapa mahasiswa menurunkan Soeharto pada tahun 1998 lalu?

Sungguh sangat kontradiktif bukan?

Tahun 1998, Soeharto, penguasa Orde Baru diturunkan oleh Mahasiswa tetapi pada tahun 2022, seorang mahasiswa bernama Kaharuddin, Presiden BEM SI malah memuji Orde Baru.

Apakah ini artinya, Kaharuddin adalah “simpatisan” Orde Baru yang tidak suka dengan pemerintahan Presiden Jokowi yang menyita asset anak Soeharto yang bernama Tommy Soeharto sebesar Rp 2,42 triliun? Sumber

Jangan pura-pura tidak tahu jika Tommy memiliki utang ke negara sebesar Rp 2,6 triliun terkait kasus BLBI. Sumber

Bahkan anak Soeharto lainnya yang bernama Bambang Trihatmodjo malah berani meminta Menkeu (Sri Mulyani) untuk stop menagih utang talangan SEA Games 1997 sebesar Rp 35 miliar.

Enak banget ya minta negara menghentikan tagihan utang kepada anak Soeharto yang sudah berkuasa selama 32 tahun di Indonesia!

Akhir kata, rakyat sudah bisa menilai sendiri bagaimana “kualitas” Kaharuddin, Presiden BEM Unri, sekaligus koordinator aksi demo di Jakarta yang memuji Orde Baru.

Masih percaya murni membela kepentingan rakyat?

Wassalam,

Nafys Seword
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.