RADIKALISME

Apa yang mengkawatirkan kita sebagai anak bangsa? Dari rezim ke rezim terus muncul radikalisme. Zaman Soekarno yang dianggap menentang Soekarno punya stigma neokolin. Siapapun yang kena stigma harus dihabisi. Era Soeharto, muncul stigma komunis atau PKI atau anti pancasila bagi penentang rezim. Siapapun yang kena stigma itu tamat dah hidup dia. Termasuk nasip baik ya kena cekal. Yang apes , ya dikarungi. Besok sudah ngapung di kali nyawanya.

Era reformasi muncul stigma Teroris. Siapapun yang anti demokrasi di cap di jidatnya teroris. Yang pro demokrasi dapat cap di jidanya “ SIPILIS, liberal. Di era Jokowi polarisasi semakin melebar. Yang nasionalis pro Jokowi dapat cap di punggung CEBONG. Yang anti jokowi dapat cap di jidatnya “ KADRUN.

Apa yang terjadi dari waktu ke waktu? polarisasi diakar rumput terus terjadi dan terus melebar. Semua golongan, baik islam, nasionalis, pancasilais sama saja. Sama sama radikal mempertahankan sudut pandangnya. Merasa paling benar. Tak peduli kalau karena itu darah tertumpah dan nyawa melayang. Apakah ada manfaatnya bagi bangsa? Y Yang ada, kita masih menjadi bangsa terjajah dari segi budaya, tekhnologi maupun modal.

Apa manfaatnya dengan stigma masing masing?. Sekeras apapun perbedaan diakar rumput dan di tengah masarakat, di sosial media, faktanya para elite hidup mereka bergelimang harta. Hidup mereka dari waktu ke waktu semakin makmur. Justru Rasio GINI semakin melebar. Bahkan disaat pandemi, orang kaya semakin kaya. Rakyat semakin blangsat. Angka perceraian meningkat seiring meningkatnya PHK. Kini kena tabok harga melambung. Bangga ? Mbuhlah.

Musuh rakyat itu adalah kebodohan dan kelemahan mindset. Rakyat senantiasa jadi pecundang dihadapan pengusaha dan penguasa. Rakyat selalu dicintai dalam narasi agama dan idiologi namun hidup selalu malang. Lantas mengapa kita harus berseteru dan terpolarisasi? Kan bego. Mari bergandengan tangan. Lupakan ukuran topi dan sepatu kita. Mari focus melawan ketidak adilan. Setidaknya mari focus memperjuangkan keadilan bagi kita sendiri. Yuk kerja..kerja apa saja. Berhentilah mengeluh dan saling menyalahkan.
Erizeli Jely Bandoro & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.