Xhardy – Rumah DP Rp 0 adalah program prioritas yang ditetapkan dalam Instruksi Gubernur Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah.
Awalnya ketika baru menjabat dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) 2017-2022, Anies menargetkan pembangunan sebanyak 250 ribu unit. Tapi sayang, itu hanya wacana dan mimpi yang terlalu jauh untuk digapai. Mau sewaras apa pun, mudah diprediksi kalau proyek ini sulit terwujud.
Tapi kalau demi menang pilkada dengan memanfaatkan sentimen warga kecil, lain lagi ceritanya. Makanya kita sering dengan sentilan dari Ahok, jangan bohongi rakyat demi pilkada, demi jadi gubernur. Seharusnya jujur mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, bukan berbohong demi dipilih.
Proyek DP nol rupiah ini pun sudah bisa ditebak nasibnya. Realisasi proyek ini sangat minim karena penjualannya yang sepi dan juga pembangunannya yang terhambat, ditambah lagi ada pembelian lahan yang diduga korupsi.
Akhirnya, target pembangunan hunian diturunkan dari 232.214 unit menjadi 10.460 unit dalam rancangan perubahan RPJMD.
Lucunya lagi, meski sudah dipangkas targetnya habis-habisan, ibarat kepala gondrong dicukur hingga hampir botak, tetap saja nasib rumah DP nol rupiah ini mengenaskan.
Penjualan hunian itu masih jauh dari target. Buktinya, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Sarjoko mengatakan, hingga tanggal 4 Februari 2022, rumah DP Rp 0 baru terbangun 967 unit. Dari total hunian yang ada, sekarang ini baru laku 885 unit.
Program yang digadang-gadang sejak Pilkada 2017 lalu ini sudah dibangun di tiga lokasi. Di antaranya Pondok Kelapa, Jakarta Timur sebanyak 780 unit; Bandar Kemayoran, Jakarta Pusat sebanyak 38 unit; dan Sentraland Cengkareng, Jakarta barat sebanyak 138 unit.
Dari 232.214 unit dipangkas jadi 10.460 artinya pemangkasan sebesar 95,5 persen. Dari target pembangunan 10.460, baru terbangun 967 persen artinya baru terbangun sekitar 10 persen saja.
Jadi realisasi sebenarnya saat ini adalah 0,4 persen saja target awal yang 232.214 unit.
Selama hampir lima tahun, janji kampanye yang heboh ini ternyata baru terlaksana 0,4 persen saja. Bukankah ini prestasi yang patut diberi tepuk tangan selama 7 hari 7 malam?
0,4 persen ini sangat keterlaluan kecilnya. Analoginya begini, kalau ada yang mengatakan peluang Anda lulus kuliah hanya 0,4 persen, bagaimana perasaan Anda? Pasti sedih toh, karena itu sangat kecil sekali. 1 persen pun tak nyampe.
1 persen pun sebenarnya sangat kecil. Ibarat dari 100 orang, Anda harus bersaing dengan 99 orang lainnya untuk menang. Berat sekali, kan?
Waktu sisa jabatan Anies tinggal 8 bulan lagi, apakah dia bakal berhasil selesaikan janjinya? Non sense.
Pertanyaannya, ke mana kelompok penjual surga yang selama ini suka koar-koar tentang kezaliman terhadap rakyat kecil? Bukankah ini bukan keberpihakan kepada rakyat kecil, dari batas penghasilan 7 juta lalu naik menjadi 14 juta?
Ke mana mereka di saat Anies terkesan hanya memanfaatkan rakyat kecil untuk menjual janji manisnya? Atau mereka terlalu munafik saat ini sehingga pura-pura bodoh, pura-pura tak tahu apa pun.
Faktanya adalah, pada akhirnya, rakyat kecil hanya dijadikan alat oleh Anies untuk mencapai tujuan politiknya. Mereka seolah tidak pernah mau belajar dari pengalaman selama bertahun-tahun di mana banyak orang muncul entah dari mana saat tahun politik tiba. Muncul bak pahlawan, dengan senyum penuh kelembutan, tutur kata yang sangat sopan, dengan segudang janji bombastis yang bikin mereka klepek-klepek di tempat. Tapi setelah itu, banyak yang kemudian lenyap seolah ditelan bumi.
Ahok lebih logis dengan mengatakan warga menengah ke bawah bakal sulit beli rumah, makanya mereka ditawarkan rusun yang ukurannya lebih layak, sewa murah dan seumur hidup. Ahok menjual kewarasan, banyak yang ogah-ogahan. Anies menjual mimpi di siang bolong, banyak yang berbondong-bondong. Nasibmu lah nak. Siapa suruh kalian mau-mau aja dibuai janji manis.
Yang nyesel karena pernah memilih Anies karena program rumah murah ini, silakan gigit jarimu seumur hidupmu. Sekalian renungi kepintaran kalian saat memilih orang kayak Anies.
Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword