KUBU OPOSISI APA GA ADA YANG PINTER?

Alifurrahman – Terus terang saya sering senyum sendiri kalau mendengar pernyataan para oposan. Karena kompak, seragam dan sama saja. Dari yang pernah jadi menteri, sampai yang ga pernah jadi santri tapi jadi ustad, bahasanya tuh mirip banget.

Mereka kerap bertanya “uang dari mana?” Atas semua kebijakan pemerintah.

Misal nih, pemerintah mau bangun jalan tol, bendungan, bandara, sampai yang terbaru ibu kota negara di Kalimantan.

Setelah pertanyaan uang dari mana, mereka berasumsi sendiri, oh dari hutang, cina dan seterusnya. Coba deh perhatiin, semuanya serupa.

Saya kadang mikir apakah mereka ini janjian atau ada grup WA untuk sama-sama bahas suatu isu dari sudut yang sudah ditentukan? Atau kah memang ini alamiah saja karena mereka yang jadi oposan otomatis setara, kalau ga mau disebut auto bego.

Karena begini, pertanyaan uang dari mana itu sejatinya ga relevan. Karena kita sudah punya menteri keuangan.

Selain itu, anggaran pemerintah setiap tahunnya mencapai ribuan triliun. Selama berpuluh tahun, selalu ada dan selalu habis terserap.

Jadi kalau menterinya ada, uangnya juga ada, kenapa masih kerap ditanya, uang dari mana?

Itu kan sama seperti seorang anak yang mau bayar iuran kuliah, lalu minta ke orang tuanya. Dan bukannya yakin dengan jawaban orang tua serta berterima kasih, malah nanya uang dari mana?

Yang lebih menyedihkan lagi adalah, mereka yang bertanya itu sebenarnya juga ga punya uang.

Mereka yang teriak protes kalau gedung di Jakarta nanti dibeli swasta, juga adalah orang yang tak paham cara uang bekerja. Makanya mereka berpikir prosesnya ribet karena harus beli, bayar dulu, baru bangun di Kalimantan.

Tapi ya itulah imajinasi orang yang emang ga bakat kaya. Memandang sesuatu dari sudut yang terlalu sederhana.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *