TUHAN DALAM SECANGKIR KOPI

Saya dulu pernah berdoa, “Tuhan, jika usiaku panjang, izinkan aku berbuat sesuatu yg berguna dalam hidup ini..”

Orang bilang, doa itu adalah harapan. Tapi apa yg kudapatkan ternyata sebaliknya. Bertubi-tubi datang masalah sesudah niat itu ada. Harta yang kukumpulkan bertahun2 hilang dalam waktu beberapa bulan. Minus. Terpuruk. Selama bertahun-tahun hidup dalam kesulitan. Emosi datang silih berganti. Mulai marah, kecewa, tidak menerima kenyataan, memaki, menyalahkan situasi.

Hingga akhirnya ada pada satu titik. Pasrah. Ikuti air mengalir kemana saja. Menarik. Sesudah badai begitu besar, mendadak aku ada di arus tenang. Pelan-pelan kutata hidupku. Satu persatu.

Akhirnya disinilah aku. Bisa berbuat sesuatu yang berguna dalam hidup. Sesuai doaku dulu.

Seorang teman dulu pernah berkata, “Hati-hati dengan doa. Cara terkabulnya adalah misteri terbesar yang pernah ada. Ada orang yang berdoa dijadikan kaya supaya dia bisa membantu org miskin. Dia dimiskinkan dulu untuk tau apa sebenarnya arti kemiskinan. Ada yang berdoa supaya dapat jodoh yg baik. Dia dipertemukan dgn org jahat dulu, spy mengerti apa arti kebaikan..

Tuhan itu Maha Pengasih. Doa hambaNya selalu Dia kabulkan. Tapi Dia juga Maha adil. Untuk menuju tempat terkabulnya doa, prosesnya tidak dimudahkan. Supaya kita belajar. Supaya stabil. Dan benar-benar mengerti, apa yang kita harapkan..”

Barulah kusadar. Bahwa yang dulu kuanggap musibah, ternyata bukan. Itu adalah sebuah proses latihan. Penggodokan. Kawah candradimuka. Yang menentukan apakah aku lolos atau tidak. Yang ngeri justru bukan saat dikasih kesulitan, tapi ketika diberi sedikit kesenangan. Apakah aku berubah ? Apakah aku berbelok arah ? Orang bilang itu istijrad, sebuah siasat untuk melihat siapa diri manusia itu sebenar-benarnya..

Tuhan itu maha Penyayang. Hanya kadang maksudNya baru bisa kita dapatkan di belakang. Kita saja yang selalu salah menempatkan sudut pandang.

Secangkir kopi malam ini. Aku sendiri gak tahu, apa yang sudah kulalui sampai bisa ada di tempat setinggi ini. Sebuah keajaiban. Juga sebuah kewaspadaan penuh. Karena angin bertiup bukan untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akar..

Ingin aku menoleh kembali ke belakang. Tetapi misteri di depan selalu membuatku penasaran..

Seruput..

Denny Siregar

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *