Isak tangis iringi prosesi pemakaman putri sulung Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri. (Nahda Rizki Utami /detikcom)
Jakarta – Kesedihan mewarnai prosesi pemakaman putri Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri. Tapi di balik kesedihan itu, Nurul dan sang suami, Mayong Suryo Laksono, rela melepas kepergian Maura.
Maura dimakamkan di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Jumat (26/1) siang. Isak tangis keluarga dan para pelayat menyelimuti prosesi pemakaman. Upacara pemakaman dipimpin langsung oleh Prodiakon Arif Rumantir.
Nurul Arifin dan keluarga melepas kepergian Maura di San Diego Hills. (Nahda/detikcom)
Berikut beberapa rangkuman ungkapan kesedihan Nurul dan suami usai pemakaman.
Mayong Lepas Kepergian Maura yang Memilih Jalan Sendiri
Suami Nurul Arifin, Mayong Suryo Laksono, bicara soal kepergian putrinya, Maura Magnalia Madyaratri. Sebagai seorang ayah, Mayong merasa ironis menguburkan sang putri ke liang lahad.
“Memang aneh tidak semestinya orang tua menguburkan anaknya, ini hal yang ironis, lebih pantas anak yang mengubur orang tuanya,” kata Mayong saat pemakaman Maura di San Diego Hills, Karawang, Jawa Barat, Rabu (26/1/2022).
Kendati demikian, Mayong merasa tidak berdaya dan hanya bisa melepas kepergian sang putri. Sebab, putrinya memilih jalan sendiri.
“Tapi kali ini entah, Maura memilih jalannya sendiri dan Tuhan mendahului kami semua pada usia 27 tahun 5 bulan, bahkan belum menginjak usia ke-28,” ungkap dia.
“Dengan segala macam keinginan dan ambisi yang belum tercapai. Namun setidaknya itu harus selesai di sini dan kami sebagai orang tua, Dimel sebagai adik, tidak bisa menghalang halangi jadi harus melepaskan, merelakan Maura pergi,” imbuh Mayong.
Mayong pun menyampaikan terima kasih kepada rekan dan semua orang yang ikut melepas kepergian Maura. Dia berdoa agar Maura menemukan surga-Nya.
“Sekali lagi terima kasih atas kesetiaan menantikan ini semua. Kita sama-sama akan mengikuti proses melepas kepergian anak pertama kami yang segera akan menemukan dunianya segera akan menemukan surganya segera akan bergaul bermain dengan malaikat-malaikat,” tutur dia.
Simak video ‘Keinginan Anak Belum Terwujud, Nurul Arifin Bakal Hadiri Wisuda Maura’:
Mayong ungkap Maura telah membuat buku, di halaman berikut
Mayong Ungkap Maura Telah Buat Buku
Mayong mengungkap kegiatan yang dilakukan sang putri, Maura Magnalia Madyaratri, saat masih hidup. Mayong mengatakan Maura telah membuat buku.
Mayong mengatakan saat itu Maura sudah dalam tahap mencari penerbit untuk bukunya. Namun hal itu belum terealisasi lantaran bukunya dinilai kontroversial.
“Dia sudah dalam rangka mencari-cari penerbit. Itu dan beberapa penerbit sudah berminat, tapi belum terealisasi juga. Sebabnya ada di mana, saya kurang tahu, tapi sekilas yang dia ceritakan kepada kami dan juga kepada ibunya mungkin buku itu agak kontroversial,” kata Mayong kepada wartawan.
Isak tangis Nurul Arifin saat misa penutupan peti Maura. (Wilda Hayatun Nufus/detikcom)
Mayong mengatakan isi buku itu merupakan ide dan pemikiran Maura. “Dia lulus dengan nilai excellent, jadi tesis dia dipuji oleh dosen pembimbingnya. Soal bukunya itu mungkin nyambung juga dengan ide dan pemikiran dia,” ucap Mayong.
Adik Maura, Dimel, juga buka suara terkait buku kakaknya. Apa katanya?
“Sebenarnya di buku itu Maura, tapi mungkin nggak, sedikit-banyak untuk diterima, sedikit sulit untuk diterima, masa bisa dibilang seperti itu. Kakak saya memang karakternya unik. Saya sangat cintai dan saya yakin nggak ada di sini di luar saya yang seperti dia juga,” jelas Dimel.
Nurul Ingin Habiskan Waktu Bersama Keluarga
Nurul Arifin mengakui kurang meluangkan waktu untuk keluarganya lantaran sibuk dengan pekerjaan. Hal itu menjadi pelajaran bagi Nurul untuk lebih banyak meluangkan waktu untuk keluarga.
“Jadi pelajaran juga, nggak ada yang terlambat sih, saya ingin memulainya lagi. Kalau itu dianggap kurang banyak waktu buat keluarga. Ya di other side saya mencintai pekerjaan saya ternyata memang keluarga itu harus nomor satu,” kata Nurul.
Nurul juga menceritakan pesan yang telah disampaikan oleh anak keduanya, Melkior, soal waktu adalah segalanya. Hal itulah yang membuat Nurul terpukul dan harus meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarga.
“Karena saya orang, mungkin karena saya orang yang sibuk begitu. Waktu itu sangat padat sekali, jadi apa yang dikatakan Melkior tadi malam itu sangat memukul saya begitu,” jelas Nurul Arifin.
“Ternyata kamu bisa punya apa saja, tapi kan kalau kamu tidak punya waktu, everything is nothing. Jadi itu membuat saya harus lebih banyak membuat quality time sama famili gitu,” sambungnya.
Maura Magnalia Meninggal karena Henti Jantung
Untuk diketahui, putri Wakil Ketua Umum Partai Golkar Nurul Arifin, Maura Magnalia Madyaratri, meninggal dunia kemarin. Nurul menuturkan, sekitar pukul 04.30 WIB, Maura ditemukan di meja makan dalam kondisi tubuhnya sudah dingin.
“Pembantu kami bangun, dia sudah tertidur di meja makan. Diangkat sudah dingin,” ujar Nurul kepada wartawan di rumah dukanya di kawasan Cinere, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/1).
Sementara itu, Mayong menuturkan putrinya itu mengalami sudden cardiac arrest atau henti jantung mendadak. Maura sempat ditangani di rumah sakit.
“Dia kalau penyebab sakitnya kan henti jantung, terus tadi kami bawa ke rumah sakit pukul 05.00 WIB, dinyatakan meninggal 05.37 WIB. Jadi ada waktu 37 menit. Dari rumah sudah lemas dan dingin. Karena memang kondisinya lagi drop, dia tidak tidur, lagi ngurusi wisudanya bulan depan. Dia akan wisuda dari Sydney University. Dia baru selesai S2. Wisudanya masih belum tahu boleh atau tidak pergi Australia karena lagi lockdown,” paparnya.(eva/aik)
sumber: detik