GILIRAN AZAM KHAN YANG MULAI MERIANG TAK BISA TIDUR

Xhardy – Kasus dugaan penghinaan terhadap warga Kalimantan, ternyata tidak hanya menyeret nama Edy Mulyadi, tapi juga seorang yang bernama Azam Khan.

Azam Khan duduk di sebelah kiri Edy dalam video yang viral itu.

Kalau kalian sudah menonton video tersebut, pasti tahu awalnya Edy mengibaratkan pemindahan IKN seperti menukar kawasan elite dengan tempat yang disebutnya tempat jin buang anak.

“Bisa memahami enggak? Ini ada sebuah tempat elite, punya sendiri yang harganya mahal, punya gedung sendiri. Lalu dijual, pindah ke tempat jin buang anak. Pasarnya siapa? Kalau pasarnya kuntilanak, genderuwo ngapain kau bangun di sana,” katanya.

Edy lantas bertanya pada pria di sampingnya. “Nih sampeyan tinggal di mana Om Azam?” katanya. Inilah Azam Khan yang dimaksud.

“Jakarta,” katanya.

“Mana mau dia (Azam Khan) tinggal di Gunung Sahari pindah ke Kalimantan, Penajam sana untuk beli rumah di sana,” kata Edy.

Lalu pria yang dipanggil Om Azam tersebut kemudian nyeletuk, “Hanya monyet!”

Ini adalah double rasis. Satu sebut tempat jin buang anak, satu lagi sebut monyet. Kacau bener.

Nama Azam Khan pun jadi terkenal dan malang melintang di media sosial. Kalau dia kepingin ikut populer, selamat, dia sudah berhasil.

Menurut yang saya baca, Azam Khan sempat tercatat sebagai pengacara FPI, pengacara Rizieq sampai pengacara HTI dan anggota PA 212. Fotonya beredar luas. Bahkan nomor HP-nya pun menyebar. Kacau balau deh pokoknya. Azam Khan pasti tidak akan tenang hidupnya mulai saat itu.

Beberapa netizen juga share video lama Azam Khan yang dinilai membela HTI. Dalam video itu, Azam menyebut HTI tidak bisa dibubarkan.

Netizen lainnya juga membongkar jejak digital, di mana dia pernah menjadi pengacara Rizieq dan hadir membela HTI di acara Indonesia Lawyers Club (ILC).

Jadi kesimpulannya sangat mudah, mereka ini memang satu komplotan. Kelompok pengacau yang menggunakan berbagai isu untuk menyerang pemerintah. Hanya saja mereka melewati batas dan kurang ajar.

Setelah identitasnya terbongkar, Azam Khan pun ikutan panik. Gimana gak panik, Edy Mulyadi dilaporkan entah yang ke berapa kalinya. Banyak video beredar di mana berbagai masyarakat di Kalimantan mengecam, mengutuk bahkan mendesak polisi turun tangan.

Wajar dong Azam Khan tidak selera makan meskipun diundang makan lobster.

Azam mengklarifikasi pernyataannya terkait tudingan warga Kalimantan Timur adalah monyet. Menurut dia, pernyataannya itu dipancing oleh Edy Mulyadi yang mengajak dirinya mau atau tidak pindah ke Kaltim.

“Lihat saja corak mengajaknya Edi, terus ditanya mau pindah ke sana gak, ya saya bilang hanya [kata itu], maksud saya kan karena kondisinya masih hutan belantara di sana, kalimat tidak pantas itu maksudnya untuk diri saya sendiri, bukan ke warga Kalimantan karena masih hutan belantara,” katanya.

Azam menduga bahwa pernyataannya tersebut hanya digoreng oleh beberapa oknum di media sosial sehingga menjadi viral dan memunculkan respon dari seluruh warga Kalimantan. “Demi Allah gak ada itu saya menyinggung warga Kalimantan atau Dayak. Hanya digoreng-goreng oleh beberapa orang itu,” katanya.

Nah, rasain deh. Selama ini kelompok dia ini suka demo, kan? Dikit-dikit merasa tersinggung dan mudah emosi. Sekarang dia rasakan sendiri gimana amarah orang-orang yang terluka dan tersakiti oleh ucapannya. Giliran mereka yang keringat dingin karena dicari oleh banyak orang.

Makanya, mereka yang selama ini menolak IKN pindah, pasti salah satunya karena faktor ini. Mereka bisa merasa berkuasa dan arogan di Jakarta. Tapi di Kalimantan? Apa yang terjadi pada Edy dan Azam adalah teaser trailer (dalam istilah perfilman) dari apa yang bakal terjadi kalau mereka berani bikin gaduh apalagi membawa gaya belagu ke sana. Bisa terkencing-kencing di celana tuh. Mereka bisa arogan saat ini. Tapi di Kalimantan, mereka bukan siapa-siapa.

Lantas, apa yang bakal terjadi pada Edy dan Azam? Kita tunggu saja. Mereka awalnya merasa sudah hebat dan banyak gaya. Sekarang jadi apa ya kira-kira? Mau minta maaf pun sudah terlambat.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *