Xhardy – Mahasiswa serentak memberikan kritikan kepada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin yang sudah berjalan tepat dua tahun. Badan BEM Universitas Indonesia (BEM UI) juga memberikan rapor merah.
Karenanya, BEM UI mendesak agar Jokowi dan Ma’ruf Amin melakukan evaluasi terkait permasalahan di berbagai sektor seperti pemberantasan korupsi, HAM, pendidikan, dan penanganan pandemi Covid-19.
“Menanggapi permasalahan di berbagai sektor tersebut, aliansi BEM se-UI menyatakan sikapnya, yaitu mendesak Jokowi-Ma’ruf untuk melakukan evaluasi besar-besaran dan mengambil tindakan tegas terhadap aktor-aktor yang bertanggung jawab atas permasalahan pada sektor-sektor tersebut,” tulis BEM UI, dikutip dari akun Twitter resminya.
BEM UI menyebut ada beberapa menteri yang layak dipecat, yaitu ketua KPK Firli, Menkopolhukam Mahfud MD, MenkumHAM Yasonna Laoly, Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Menkes Budi Gunadi Sadikin, dan Jaksa Agung ST Burhanuddin.
Tampaknya setelah narasi PKI gagal dipanaskan untuk menyerang pemerintah, giliran mahasiswa ambil alih mengkritik pemerintah dengan narasi yang sebenarnya mirip-mirip. Mirip maksudnya membuat opini bahwa pemerintah telah gagal dan mereka menuntut dipecatnya beberapa orang, bahkan meminta presiden turun dari jabatannya.
Memang ada pola musiman yang dipakai untuk membuat keributan politik di tanah air. Masing-masing pihak sepertinya ada jatahnya tersendiri.
Terkhusus untuk BEM UI. Mereka sebelumnya pernah membuat kontroversi dengan membuat cuitan dengan menyebut Jokowi sebagai the king of lip service. Kali ini mereka kembali memberikan rapor merah dan menuntut dipecatnya sejumlah menteri.
Tapi mereka justru mendapat cacian dan bullyan.
Banyak netizen mengkritik sikap mereka terhadap pemerintah. Mereka bertanya apakah mereka ini mahasiswa atau dosen, kerjaannya kasih nilai.
“Masih kuliah aja dah gila..,” komentar salah satu akun.
“Kalian tu sampah…!!!” komentar yang lain.
“BEM UI skrng gk berkualitas, trllu bnyk pesanan dan politik mungkin skrng,” kata yang lain.
BEM UI ini apakah sudah mewakili 270 juta rakyat Indonesia? Atau kita persempit saja, apakah BEM UI ini sudah mewakili seluruh mahasiswa di Indonesia? Saya yakin mayoritas mahasiswa mendukung pemerintahan Jokowi sekarang ini. BEM UI ini siapa sehingga mau seenaknya mengatur presiden harus memecat orang lain?
Mahasiswa ini sebenarnya tidak lagi dapat simpati dari masyarakat. Mereka yakin mahasiswa sekarang sudah beda dengan yang dulu. Terlalu kental aroma politisasi.
Hasil survei SMRC terbaru menunjukkan, mayoritas responden puas terhadap kinerja Presiden Jokowi, dengan angka 65 persen.
“Kita mencatat 68,5 persen masyarakat Indonesia sangat atau cukup puas dengan kinerja Presiden Jokowi, yang kurang atau tidak puas hanya akumulasinya 29 persen,” kata Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas.
Sebagai rincian, 11,8 persen merasa puas dengan kinerja Jokowi, 56,7 persen cukup puas, 23,5 persen kurang puas, 6 persen tidak puas sama sekali 2 persen tahu atau tidak menjawab.
Masyarakat saja puas dengan kinerja pemerintahan, jadi bisa dikatakan rapor-rapor merah yang diberikan kepada Jokowi adalah alasan saja untuk membuat suhu politik tetap memanas.
Menteri yang kompeten diminta disingkirkan, kemungkinan besar memang ada agenda politik di balik ini. Banyak netizen juga berpikiran sama, bertanya-tanya apakah ada pesan bohir dari tuntutan tersebut? Makanya mual sekali melihat tingkah mereka ini.
Mereka mau terlihat gagah meminta presiden mundur. Maaf saja, Jokowi adalah presiden yang terpilih secara sah lewat pilpres dan didukung oleh mayoritas. Kalau BEM UI ingin memaksakan agendanya kepada Jokowi, hadapi dulu semua pemilihnya.
BEM UI ini berapa jumlahnya? Mau lawan mayoritas pemilih Jokowi? Satu per satu ketok kepala mereka saja pasti sudah merengek kayak bocah tak dibeliin mainan.
Silakan buat tuntutan, terserah kalian. Mau minta Jokowi pindah ke Mars pun silakan. Tapi jangan sekali-sekali bikin ribut apalagi membuat kontroversi. Sudah pasti kalian akan dibully dan dicaci balik. Dan kalau sampai itu terjadi, jangan hanya teriak HAM dan demokrasi diberangus. Ini cuma permainan siapa yang jual dan siapa yang beli. Siapa mengkritik, harus siap menerima kritikan balasan.
Lulus kuliah aja belum. Belum banyak pengalaman, tapi lagaknya seolah paling hebat di dunia.
Bagaimana menurut Anda?
sumber: seword