MEMUPUK ASA BISNIS SEWA MOTOR DARI LALU LALANG TURIS DI BALI

Jalan Kartika Plaza, Kuta, Bali, selalu ramai lalu lalang turis dan kendaraan. Sejak pandemi covid-19, tersisa jajaran pertokoan yang tutup. (CNN Indonesia/kdf).

Kuta, CNN Indonesia — Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung, Bali, masih tampak lenggang dari lalu lalang kendaraan maupun turis yang melintas. Kondisi ini terjadi sejak pandemi covid-19 melanda hingga pemerintah membuka penerbangan rute internasional dari dan ke Bali pada Kamis (14/10) lalu.
Di sepanjang jalan tampak deretan art shop alias toko penjual hasil seni, tempat spa dan hotel yang hanya hitungan jari saja dibuka oleh pemiliknya. Padahal, dulu, sebelum pandemi, jalanan tersebut ramai dilewati turis, kendaraan, dan riuh tawar-menawar antara pedagang dan pembeli.

Harap maklum, jalanan ini selalu menjadi pusat keramaian karena lokasinya yang strategis menuju ikon Bali, yakni Pantai Kuta. Kini, hanya tampak tukang ojek online dan penjaja makanan-minuman yang mangkal atau beristirahat di pinggir jalan.

Pun demikian, kondisi itu tidak menyurutkan pengusaha rental atau sewa motor. Salah satunya, Ketut Milet (46). Jumat (15/10) pagi, ia tampak bersemangat memarkirkan lima unit sepeda motornya dan memasang pelat bertuliskan ‘Car and Bike for Rent.’ Ia masih berharap ada turis asing maupun lokal mampir menyewa.

“Katanya, tamu lokal sudah mulai ramai,” ujarnya penuh harap. Apalagi, sambung dia, pemerintah sudah membuka rute penerbangan internasional. “Barangkali ada tamu turis asing atau lokal yang sudah datang atau mau datang ke Bali,” lanjutnya.

Menurut Milet, selama pandemi covid-19, hanya 1-2 orang turis lokal saja yang menggunakan sewa motornya. Itu pun ia mengaku sudah menurunkan harga sewa motor menjadi Rp40 ribu per hari.

“Kalau dulu kan sebelum pandemi covid-19 Rp50 ribu per hari sewa motor. Sekarang, Rp40 ribu, tetap tidak ada yang mau. Yah, karena tamunya tidak ada,” ungkap pria asal Desa Data, Abang, Karangasem, Bali tersebut.

Dapat Suntikan Modal Negara
Milet yang sudah 15 tahun menekuni pekerjaan sewa motor sempat banting setir kerja serabutan demi memenuhi kebutuhan anak dan istrinya.

“Tidak ada kerjaan, diam di rumah pusing, jadi kadang kerja serabutan, kerja kuli bangunan. Kalau tidak ada kerja bangunan, ya kesini lagi, rental motor. Kerja apapun yang penting menghasilkan,” katanya mengenang lirih.

Hampir dua tahun covid-19 melanda, Milet mengaku sudah habis-habisan di bisnis sewa motor. Ia bahkan sudah mengembalikan 8 unit sepeda motornya ke pihak pembiayaan (leasing) karena tak mampu membayar angsuran.

“Daripada saya dikejar-kejar leasing, debt collector, saya kembalikan 8 unit motor dengan kemauan saya sendiri. Siapa tahu, saat normal, saya akan gampang lagi cari kredit motor,” jelasnya.

Tak cuma rental motor yang sepi kerjaan, Sumiati (50), pedagang hasil seni juga mengeluhkan hal serupa. Wanita yang bekerja di Made Wati Shop di Jalan Kartika Plaza itu mengatakan hanya 1-2 orang saja yang berkunjung ke art shop.

“Kadang dapat Rp50 ribu. Sepi sekali. Padahal, di sini (toko) setiap hari buka. Kadang ada tamu lokal dari Jakarta,” terang dia.

Art Shop yang dijaga Ibu Sumiati salah satu yang buka di kawasan Kartika Plaza. Kendati kawasan tersebut sepi, ia berharap masih ada wisatawan yang berbelanja. “Siapa tahu ada yang belanja, iya semoga cepat ramai lagi,” tandasnya.(kdf/bir)
sumber: cnn

 

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *