Keputusan untuk memasukkan orangtua dari warga negara dan penduduk tetap Australia ke dalam daftar keluarga inti, telah membuka pintu bagi mereka yang lama terpisah akibat pandemi COVID-19 untuk bisa kembali.
Sejak perbatasan Australia di tutup pada Maret 2020, hanya keluarga inti yang mendapatkan pengecualian untuk bisa datang
Pemerintah federal akhirnya memasukkan orang tua dari warga negara dan penduduk tetap sebagai sebagai keluarga inti
Pembatasan perjalanan antarnegara bagian dikhawatirkan menjadi kendala bagi orang tua yang ingin mengunjungi anaknya di Australia
Hampir separuh dari penduduk Australia lahir di luar negeri atau memiliki setidaknya salah satu dari orangtua mereka yang lahir di luar negeri.
Sebelumnya para orangtua yang lahir di negara lain tidak berhak mendapatkan pengecualian untuk masuk ke Australia.
Alasannya karena mereka tidak dimasukkan sebagai keluarga inti. Tapi kini aturannya telah diubah.
Warga Australia kelahiran Indonesian, Andara Harryman, mengatakan perubahan definisi dan aturan telah memberinya harapan untuk mendatangkan orangtuanya dari Jakarta.
Andara yang kini sedang hamil 26 minggu tidak punya keluarga di sini selain suaminya, Muhammad Rizky.
Dia sangat berharap untuk mendatangkan ibunya ke Melbourne bila nanti tiba waktunya untuk melahirkan, sekitar Januari mendatang.
“Ini anak pertamaku, dan tentu saja saya butuh dukungan karena kami tidak punya siapa-siapa di ini,” ujar Andara kepada ABC.
“Suamiku bertekad untuk berbuat semaksimal mungkin (menyambut kelahiran anak kami) tapi tentu saja berbeda bila ada ibuku yang menemani,” katanya.
Sebelum pandemi, Andara selalu bertemu keluarganya setiap tahun, baik karena dia yang pulang atau keluarganya yang datang.
“Kami telah melewati momen-momen penting selama COVID ini,” ujarnya.
Misalnya, pernikahan Andara dengan Rizky yang berlangsung pada akhir tahun 2020, yang tidak dihadiri secara langsung oleh orangtuanya
Setelah mengetahui dirinya hamil, Andara telah mengajukan permohonan untuk mendapatkan pengecualian bagi ibunya. Namun permohonan itu ditolak.
Wanita berusia 38 ini juga telah mempertimbangkan untuk pergi ke Indonesia, namun situasi COVID sangat menyulitkan. Apalagi dia sudah bukan warga negara Indonesia.
“Bukan hal mudah untuk memutuskan,” katanya.
Saat dia memberitahu ibunya tentang perubahan aturan soal keluarga inti, ibunya sangat senang mendengarnya.
“Saya sampaikan soal pembukaan perbatasan di Sydney sehingga dia bisa datang ke sini untuk melihat cucunya,” kata Andara.
Definisi keluarga inti
Warga lainnya, Harjot Singh, juga menyambut baik perubahan definisi keluarga inti.
Pria asal India yang telah tinggal di Australia selama hampir 20 tahun, kini menetap tinggal di Melbourne bersama istri dan putranya yang berusia enam tahun.
Menurut pengakuannya, setelah ibunya meninggal dunia di India pada tahun 2020, ayahnya telah hidup sendirian menghadapi penyakit kanker.
Meski Harjot berhasil pergi ke India selama beberapa bulan menemani ayahnya yang sakit, dia harus kembali ke Australia dan meninggalkan ayahnya sendirian.
“Saya dan saudaraku tinggal di Melbourne. Kami sudah warga negara Australia,” ujarnya.
“Ayah kami tinggal sendirian di sana. Kami tinggal di sini,” katanya.
Harjot mengaku telah mengajukan permohonan pengecualian berkali-kali namun selalu ditolak dengan alasan seorang ayah bukanlah keluarga inti.
Hal itulah yang mendorong Harjot membuat grup di media sosial Facebook pada sekitar Oktober 2020.
Grup tersebut bertujuan untuk mendorong perubahan definisi tentang keluarga inti, dan dalam tempo singkat telah memiliki puluhan ribu anggota.
Ketika Perdana Menteri Scott Morrison mengumumkan definisi keluarga inti akan diperluas mulai minggu depan, diskusi di grup Facebook ini menjadi ramai.
“Itulah yang kami perjuangkan selama ini. Sangat melegakan,” katanya.
‘Ibuku bukan seorang turis’
Bagi Daniella May penduduk tetap Australia kelahiran Jerman, upaya mendatangkan ibunya ke sini telah dilakukan saat dia akan melahirkan anak keduanya pada Februari 2021.
Meski telah dibekali keterangan medis tentang depresi terkait kehamilan yang dialaminya, namun permohonan Daniella ditolak pemerintah.
“Saya mengajukannya dengan pemikiran yang cukup naif jika ada keterangan dokter soal riwayat kesehatanku, tentunya ada jadi pertimbangan bagi mereka. Tapi tetap saja ditolak,” ujarnya kepada ABC.
“Akhirnya saya mempelajari peraturannya dan menyadari bahwa tidak ada peluang bagi kami untuk bertemu kecuali bila salah satu dari kita sudah sekarat,” kata Daniella.
Ia menyebut perubahan definisi keluarga inti yang akhirnya memasukkan orang tua merupakan langkah tepat.
Tapi karena dia tinggal di Adelaide, Daniella mengaku belum tahu bagaimana dan kapan ibunya bisa datang.
“Saya masih belum bisa senang karena masih sangat banyak pertanyaan seputar hal ini,’ ujarnya.
Dia juga mengaku sangat prihatin karena kebijakan pemerintah bisa berubah-ubah tanpa pemberitahuan.
“Saya masih khawatir kebijakan akan berubah dan perbatasan negara akan ditutup kembali,” katanya.
“Saya mempertimbangkan untuk mendatangkan ibuku secepatnya, dan meski dia hanya bisa masuk ke New South Wales dan tidak bisa masuk ke Australia Selatan, setidaknya dia sudah berada di negara ini,” tambah Daniella.
Ia menyebut pemerintah federal telah gagal untuk melihat nilai dan pentingnya keluarga bagi para migran di negara ini.
“Ibuku bukan turis yang ingin menghabiskan waktu luangnya,” katanya.
Daniella sedang dalam proses menjadi warga negara Australia, tapi pengalaman selama 18 bulan terakhir telah mengubah perasaannya tentang negara ini.
“Itu sangat merusak hubungan saya dengan Australia dan anggapan saya tentang Australia,” katanya.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News.
sumber: abc