Tim Inspektur Pertambangan Kementerian ESDM saat sidak di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang dan mendapati temuan tanah keruk hasil galian c dipasok ke pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa.
STABAT, Waspada.co.id – Pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa diduga menggunakan tanah timbun galian c dari sejumlah titik, salah satunya Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang Kabupaten Langkat. Ini terkuak pasca-sidak yang dilakukan Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral didampingi pejabat dinas terkait dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara.
Dalam sidak tersebut, Inspektur Pertambangan Kementerian ESDM, mereka mendapati temuan bahwa tanah keruk galian c dari Desa Tebing Tanjung Selamat dipasok ke pembangunan Jalan Tol Stabat-Langsa yang saat ini dalam progres. Namun, kabar ini ditepis oleh PT Hutama Karya selalu pelaksana pengerjaan proyek.
Pimpinan Proyek Tol Binjai-Langsa, Hestu Budi yang menepisnya. Kata dia, seluruh material yang masuk ke pembangunan jalan tol sudah mendapat izin.
Menurutnya, pihaknya juga menjadi terperiksa lantaran dugaan membeli tanah timbun dari galian c di Kabupaten Langkat. Diduga PT HK yang menjadi perusahaan Badan Usaha Milik Negara diperiksa oleh Inspektur Pertambangan Kementerian ESDM.
“Kita juga kena periksa terkait dengan pembelian tanah timbun dari galian c,” ujar Hestu, Selasa (12/10).
Tim Inspektur Pertambangan Kementerian ESDM saat sidak di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang dan mendapati temuan tanah keruk hasil galian c dipasok ke pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa. (WOL Photo)
Dia seolah buang badan menyoal hal tersebut. Menurutnya, seluruh material pembangunan yang masuk, yang mengetahui adalah pihak kontraktor.
“Sebelum masuk semua (material), harus ada izin. Itu yang tahu persis adalah kontraktor mengenai tanah timbun,” katanya.
Pembangunan Jalan Tol Binjai-Langsa sepanjang 130,90 km. Adalah merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera.
Ada dua seksi pengerjaannya. Pertama ruas Binjai-Pangkalanbrandan sepanjang 64,70 km. Seksi kedua ruas Pangkalanbrandan-Langsa sepanjang 66,20 km.
Pengerjaan ini ditargetkan selesai konstruksi pada 2024. Jalan Tol Binjai-Langsa dikelola oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Hutama Karya (Persero) dengan nilai investasi sebesar 23,35 Triliun.
Jalan Tol ini nantinya akan memiliki 5 buah simpang susun yaitu Simpang Susun (SS) Langsa, SS Kuala Simpang, SS Pangkalan Brandan, SS Tanjung Pura dan SS Stabat. Sebelumnya, usaha pertambangan yang diduga tidak mengantongi izin marak di Kecamatan Padang Tualang, Batang Serangan hingga Sawit Seberang.
Karena itu, Inspektur Pertambangan dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menggerebek galian c di Desa Tebing Tanjung Selamat Kecamatan Padang Tualang. Tim kementerian bersama Dinas ESDM Sumut mendatangi aktivitas pertambangan tanah keruk yang dilakukan PT Qton dan PT Pandu Paramitra. (wol/bar/data3)
Editor AGUS UTAMA
sumber: waspada