BAN TANPA UDARA DIKLAIM BISA SERIUS GUSUR BISNIS TAMBAL BAN

Jakarta, CNN Indonesia — Salah satu kekhawatiran penciptaan ban tanpa udara adalah mematikan bisnis isi angin atau tambal ban. Cepat atau lambat hal ini akan terjadi jika ban tanpa udara sudah diproduksi massal.

Sejauh ini ban tanpa udara masih sebatas purwarupa atau barang konsep. Bridgestone misalnya, sudah memperkenalkan konsep ban tanpa udara yang disebut non-pneumatic atau airless pada 2011.

Lalu pada 2017 Bridgestone membuat generasi baru konsep ban tanpa udara ‘Air Free Concept’ Saat itu produsen ban asal Jepang ini bilang mencari cara membuatnya diproduksi massal dan dijual pada 2019 namun hingga saat ini belum kejadian.

“Belum ada time frame kapan,” kata Managing Director Bridgestone Tire Indonesia saat menjelaskan kemungkinan menjual ban tanpa udara, Selasa (12/10).

Ban tanpa udara memiliki karakteristik tak perlu diisi udara, berstruktur jaring di bagian dalam ban, dan tak masalah tertusuk paku atau benda tajam lain.

Mukiat menjelaskan sejauh ini belum ada pembahasan detail rencana penggunaan komersial ban tanpa udara. Kata dia masih perlu studi terkait kebisingan, performa, pengereman, dan lain-lain.

Produsen ban lain asal Prancis, Michelin, sudah lebih jauh mengembangkan ban tanpa udara, yakni sejak 2005. Michelin kini punya rencana lebih ambisius yaitu menjual ban tanpa udara bernama UPTIS (Unique Puncture-proof Tire System) pada 2024 hasil kerja sama dengan General Motors menggunakan Chevrolet Bolt EV.

Michelin menjelaskan UPTIS dirancang dari pelek aluminum dan struktur fleksibel yang dibuat dari glass fiber reinforced plastic (GFRP). UPTIS disebut cocok buat kendaraan penumpang.

Selain keuntungan tak pernah mengalami insiden kebocoran dan tak perlu ribet cek tekanan udara, ban tanpa udara juga dikatakan ramah lingkungan sebab awet jadi mengurangi sampah ban.

Tukang tambal ban. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Serius gusur bisnis tambal ban?
Salah satu kata kunci kuat pada inovasi ini adalah tanpa udara, ini berarti ban tak perlu fasilitas pengisian angin (udara). Selain itu mobil yang menggunakan ban jenis ini juga tak perlu memonitor lokasi tukang tambal ban karena tak lagi membutuhkan jasanya.

“Tentunya kalau concept tire ini jadi kenyataan, tentunya tidak perlu isi angin lagi ke depannya. Sama dengan kendaraan listrik yang akan mengubah dunia servis bengkel,” ucap Mukiat.

Bisnis isi angin atau tukang tambal ban bakalan musnah karena inovasi ban tanpa udara, namun untuk mencapai hal itu perlu kondisi semua kendaraan menggunakannya. Visibilitas seperti ini dapat memakan waktu lama, selain itu belum tentu juga ban tanpa udara bisa digunakan di kendaraan selain mobil penumpang.

Pengemudi yang menggunakan ban tanpa udara juga tak khawatir soal ranjau paku yang banyak ada di jalan besar seperti di Jakarta. Risiko ban meletus juga tak mungkin terjadi.

Walau begitu ban tanpa udara juga bukan berarti sempurna, masih ada beberapa kelemahan seperti desainnya menyatu dengan pelek, proses perbaikan kerusakan yang belum diketahui biayanya, dan juga hasil performanya dibanding ban konvensional belum bisa ditakar presisi.(fea)
sumber: cnn

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *