DUNGU BERSAMA ROCKY GERUNG

Panjath H. – Orang bijak itu pasti merendahkan diri, dan sebaliknya memperlakukan orang lain dengan hormat. Tak ada kamusnya orang bijak merendahkan atau menghina orang lain, seperti misalnya dengan tudingan-tudingan “dungu”, “sinting”, dsb. Orang bijak pasti akan membuat orang lain itu merasa terhormat atau berharga, sekalipun mungkin yang bersangkutan tidak pandai, atau berkekurangan.

Sebaliknya orang-orang yang keblinger dan merasa dirinya pandai atau punya kelebihan, dengan mudahnya merendahkan sesama apabila tidak sepaham atau sepemikiran. Maka dari mulut oknum-oknum semacam ini kerap terlontar kata-kata yang nadanya merendahkan atau menghinakan orang lain.

Rocky Gerung adalah contoh manusia keblinger dimaksud. Dia yang merasa dirinya pintar, lantas dengan mudahnya menuding banyak orang sebagai “dungu”. Barang siapa yang tidak sepaham dengannya dia katai sebagai dungu. Hari-harinya pun banyak diwarnai dengan semburan kata-kata dungu. Bahkan ada kalanya presiden disebut sebagai dungu.

Kita pun hanya bisa tersenyum prihatin. Presiden yang membuat banyak gebrakan dan melakukan banyak pekerjaan besar, kok masih dia sebut dungu? Memangnya Rocky Gerung sendiri telah melakukan apa untuk orang banyak? Apakah dia misalnya pernah berdiri sejajar bersama Presiden AS dan pemimpin dunia lainnya?

Uniknya lagi, presiden yang disebut dungu olehnya itu menjalani kehidupan secara normal. Sebagai pria memiliki keluarga sendiri, bahkan lengkap, bahagia dan terhormat. Punya istri cantik nan anggun, anak-anak yang santun dan mandiri.

Lha, si Rocky Gerung apa? Sebagai pria, usianya mungkin sebaya atau lebih tua dari presiden? Tetapi apakah Rocky sanggup membina sebuah keluarga? Kalau tidak, lantas apa dalilnya dia menuduh “dungu” seseorang yang pencapaiannya sebagai lelaki bahkan jauh melebihi dia? Lalu siapa yang sebenarnya dungu?

Kini, oknum yang merasa dirinya pintar dan dengan mudah menuduh semua orang sebagai “dungu” itu, sedang ditimpa masalah. Padahal tak selayaknya orang pintar atau menganggap dirinya pintar, terkena masalah seperti ini. Kasus ini sekaligus menjelaskan: yang dungu itu sebenarnya siapa?

Saat ini Rocky bagaikan tertelan keangkuhan dan kesombongannya sendiri. Rumahnya di Babakan Madang, Bogor, terancam diratakan pakai buldozer oleh perusahaan pengembang yang merasa sebagai pemilik sahih lahan luas tersebut, di mana terdapat rumah Rocky.

Kesialan Rocky semakin terasa pahit, sebab si pemilik perusahaan property itu, kabarnya adalah Keluarga Cendana. Sementara antara Rocky dan Keluarga Cendana adalah sesama rekan seperjuangan dalam politik, sama-sama anti-pemerintah. Apakah kini Rocky berani mengatakan bahwa Keluarga Cendana itu dungu?

Namun semakin ke sini, posisi Rocky Gerung tampaknya semakin terjepit saja. Berita teranyar, Badan Pertanahan Nasional (BPN) setempat menjelaskan bahwa lahan yang sedang menjadi sorotan masyarakat se-Indonesia itu bersertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) atas nama PT Sentul City Tbk.

“Sampai saat ini, atas objek itu terdaftar dengan HGB atas nama PT Sentul City,” ujar Kepala Kantor BPN Kabupaten Bogor Sepyo Achanto seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (23/9/2021).

Artinya secara hukum, pihak lain — termasuk Rocky Gerung — tidak berhak atas lahan itu. Atau dengan kata lain, Rocky menyerobot hak milik orang lain. Bukan asal tuduh, sebab memang ada dasar hukumnya yang sangat sahih dan kuat di BPN. Salah Rocky sendiri mengapa mau dikelabui oknum mafia tanah yang melego lahan seluas 800 meter persegi itu dengan harga murah? Lalu siapa yang dungu?

Berita terbaru, belum lama ini sejumlah tokoh besar datang ke rumah sengketa. Sepertinya mereka ngumpul dalam rangka memberikan “pesan” kepada seluruh Indonesia agar tidak macam-macam dengan Rocky Gerung soal lahan tersebut.

Tidak main-main. Amien Rais yang dalam beberapa waktu ini jarang muncul, turut hadir dalam acara unjuk solodaritas itu. Katanya, turut hadir pula Gatot Nurmantyo, mantan panglima TNI; Sohibul Iman, mantan ketua umum PKS; dll. Tapi tidak tampak penampilan mereka di foto itu. Hanya Amien Rais yang menonjol di antara mereka.

Tapi, entah mengapa mereka kok seperti sengaja berpose dengan latar belakang poster wanita sexy yang hanya tampak punggung mulus itu? Apa tidak ada tempat lain di rumah itu, sehingga Pak Amien Rais selaku pimpinan umat dijauhkan dari hal-hal berbau maksiat semacam itu?

Namun terlepas dari soal pengambilan gambar yang posisinya “salah” itu, kita perlu mempertanyakan keberadaan atau kehadiran orang-orang hebat itu di sana. Apa mereka tidak mengikuti perkembangan yang menyebutkan jika lahan yang ditempati Rocky itu milik sah pihak lain?

Sebagai orang-orang hebat, bahkan ada yang pernah menjadi panglima TNI, ketua MPR, pimpinan partai politik, dll., mereka mestinya melek hukum, mengerti UU dan paham aturan yang berlaku.

Sudah jelas bahwa lahan itu milik pihak lain — bukan Rocky Gerung. Hal ini bahkan sudah diakui sendiri oleh Kepala BPN setempat. Masak pejabat yang lebih mengetahui fakta sebenarnya tidak digubris?

Atau apakah orang-orang sekelas Prof Dr Amien Rais, Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo, lebih percaya kepada calo tanah yang menjual lahan itu kepada Rocky beberapa tahun lalu? Bahkan si calo itu belakangan masuk penjara karena ulahnya itu. Apakah Amien Rais cs lebih percaya mafia tanah ketimbang kepala BPN?

Kalau cerdas, para tokoh itu mestinya lebih dahulu meminta keterangan dan kepastian dari BPN setempat. Jika cuma mendukung secara membabi buta dengan alasan pertemanan, namun mengabaikan legalitas lahan itu, itu sama dengan dungu. Kelas preman.

Semakin lucu ketika para tokoh itu mengakhiri pertemuan mereka dengan suatu kesimpulan: “Rocky Gerung dizolimi”. Hanya saja, kesimpulan yang mereka ambil itu kurang lengkap. Sebab yang benar adalah: “Rocky Gerung dizolimi calo tanah”.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *