CERITA DI BALIK TERUNGKAPNYA KASUS PERAMPOKAN EMAS 6,8 KG PASAR SIMPANG LIMUN (BAGIAN 1)

Dir Reskrimum Polda Sumatera Utara, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja, bersama anggota usai berhasil menangkap komplotan perampok emas 6,8 kg di Pasar Simpang Limun. 

MEDAN, Waspada.co.id – Terungkapnya kasus perampokan emas di Pasar Simpang Limun tidak terlepas dari atensi Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak serta kerja keras Direktur Reskrimum Polda Sumut Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja bersama anggota selama 2 minggu melakukan penyelidikan di lapangan.

Saat ditemui Waspada Online, Kombes Tatan pun menceritakan kisahnya dalam mengungkap kasus perampokan emas seberat 6,8 kg yang dilakukan lima orang pelaku dengan membawa senjata api saat beraksi di Pasar Simpang Limun pada Kamis (26/8) lalu.

Tatan mengatakan, begitu menerima laporan adanya tindak pidana perampokan dirinya langsung membentuk beberapa tim gabungan terdiri dari Polrestabes Medan dan Polres Deliserdang.

“Setelah tim gabungan dibentuk langkah selanjutnya mensterilkan lokasi kejadian (TKP) dua toko emas yang dirampok. Kemudian mengambil keterangan korban yakni dua pemilik Toko Emas Masrul dan Aulia Chan,” katanya, Minggu (19/9).

Lalu, Tatan mengungkapkan anggota mengumpulkan seluruh rekaman CCTV baik itu CCTV yang di jalan milik Dishub (Pemko Medan) maupun CCTV yang ada di Pasar Simpang Limun serta di kedua toko emas tersebut.

“Nah, dari rekaman yang kita lihat secara detail ternyata para pelaku usai merampok emas di Pasar Simpang Limun dengan mengendarai sepeda motor kabur ke arahan Batangkuis, Kabupaten Deliserdang,” ungkapnya.

Lebih lanjut, mantan Kabid Humas Polda Sumut ini menuturkan setelah mendapatkan titik terang arah kaburnya para perampok bersama anggota lalu melakukan pengejaran ke arah Batangkuis. Namun, setibanya di daerah Batangkuis ternyata para pelaku sudah tidak berada di lokasi.

“Namun ini tidak menyurutkan tekad saya bersama anggota untuk menangkap perampok-perampok itu. Dengan berkoordinasi bersama Polres Deliserdang sejumlah lokasi pun kita jaga dan awasi mengantisipasi para pelaku kabur lebih jauh bersama perhiasan emas seberat 6,8 kg,” tuturnya.

Setelah sejumlah lokasi diduga sebagai tempat persembunyian para pelaku dijaga agar tidak kabur lebih jauh, Tatan bersama tim melakukan identitas dengan memeriksa sejumlah saksi. Bahkan, membuat ultimatum kepada 600 pemilik toko emas yang ada di beberapa kabupaten/kota agar tidak menerima orang yang menjual emas dalam jumlah besar tanpa surat.

“Sejumlah kepala dusun (kadus) dan kepala desa (kades) juga dikumpulkan untuk mendapatkan informasi terkini karena para pelaku sempat berada di Batangkuis usai menjalankan aksinya,” ujarnya.

Mantan Kapolres Asahan ini mengakui selama menyelidiki kasus perampokan emas sempat kehilangan jejak dan menerima laporan informasi hoax (palsu-red).

“Alhamdulilah, semua itu bisa kita atasi dan buktikan dengan keberhasilan anggota di lapangan mengamankan seorang tersangka dari lima kawanan perampok emas bernama Paul di lokasi persembunyiannya di Medan,” bebernya.

Putra asli Medan Labuhan ini menjelaskan, dalam penangkapan terhadap tersangka Hendrik Tampubolon di rumah orangtuanya, terpaksa ditembak mati karena berusaha melawan petugas saat dibawa pengembangan.

“Kasus perampokan emas ini terbilang cukup profesional. Hal ini kita buktikan dengan gerak cepat yang dilakukan para pelaku menggasak emas dalam tempo waktu 3 menit. Namun, berkat kerja keras seluruh anggota serta atensi Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak kasus ini dapat kita ungkap dan pelakunya telah ditangkap,” pungkas Kombes Tatan. (wol/lvz/data3)
Editor AGUS UTAMA
sumber: waspada

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Taneh Karo Simalem. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *