RATUSAN WARGA TULUNGAGUNG TUMPAH RUAH MENCARI IKAN SAAT PPKM

TULUNGAGUNG,KOMPAS.com – Ratusan warga kabupaten Tulungagung, Jawa Timur tumpah ruah di sungai untuk mencari ikan air bendungan yang sedang dikuras, Sabtu (4/9/2021).

Meski pengurasan air bendungan dilaksanakan tidak sesuai jadwal yang ditentukan. namun warga yang datang masih relatif banyak.

Warga pun seakan tidak peduli dengan situasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Ratusan warga berbondong-bondong mendatangi Bendungan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, saat dilakukan flushing atau pengurasan dam.

Menggunakan berbagai alat tangkap ikan tradisional, ratusan warga menyisir aliran sungai untuk berburu ikan mabuk yang terbawa arus deras.

Ratusan warga sudah memadati lokasi flushing atau dengan sebutan pladu tersebut sejak Sabtu pagi sebelum dam dibuka.

Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.
Daftarkan email

Ketika proses pembukan pintu dilaksanakan, ratusan warga masuk ke aliran sungai, dengan segala perlengkapan menangkap ikan.

Petugas pintu air Sobontoro sudah berupaya mengingatkan warga agar tidak berkerumun.

Di bagian hulu dekat pintu air, terlihat tidak terlalu banyak warga yang mencari ikan. Sedangkan di bagian hilir, ratusan warga tampak memadati aliran sungai.

Dapat ikan air tawar

Salah satu warga menjelaskan, setiap kali dilakukan flushing dan pembukaan pintu air, ia selalu datang untuk mencari ikan.

Ikan yang didapat dari pengurasan dam tersebut ialah berbagai jenis ikan air tawar. Rencananya, hasil tangkapan akan dikonsumsi sendiri.

“Ada ikan nila, wader, kocolan, dan lain-lain,” terang salah satu pencari ikan bernama Endro setelah mencari ikan, Sabtu (4/9/2021).

Sementara itu. juru pengairan wilayah Sobontoro Misaji menjelaskan, kegiatan flushing dam merupakan agenda rutin setiap tahun.

Di masa pandemi Covid-19 kali ini, pihaknya menerapkan strategi agar masyarakat yang datang tidak terlalu banyak.

Pembukaan dam dilaksanakan tidak sesuai jadwal yang ditentukan.

“Flushing kita lakukan tidak sesuai jadwal yang ditentukan, agar yang datang tidak banyak,” terang Misaji di lokasi pintu air kecamatan Sobontoro.

Meski demikian, yang datang masih tergolong banyak, dan dinilai warga yang datang berkurang hingga 50 persen dibanding sebelum pandemi Covid-19.

“Ini sudah cukup banyak berkurang, sekitar 50 persen,” ujar Misaji.

Juga dijelaskan, flushing bendungan dilakukan setiap tahun, untuk perawatan infrastruktur dan mengurangi sedimen lumpur di dasar bendungan.

Selain itu, pengosongan air juga dilakukan untuk mengeringkan lahan sawah menjelang musim panen padi.

“Flushing kami laksanakan rutin setahun sekali, untuk poerawatan infrastruktur aliran sungai,” ujar Misaji.
sumber: kompas

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *