MEDAN, Waspada.co.id – PA (33) ibu dari RAP menangis tersedu-sedu saat menceritakan peristiwa pelecehan seksual yang dialami anaknya, di Minalu Consulting, Jalan Mayjend DI Panjaitan, Medan, Sabtu (4/9).
Dia mengaku, keseharian anak sebelum mendapat pelecehan seksual merupakan pribadi yang ceria. RAP yang masih berusia 10 tahun disebutkan anak yang mudah berteman dan sangat suka bergaul.
“Sejak terkena musibah ini jadi pemurung dan tidak mau keluar rumah. Memilih untuk mengurung diri di rumah,” Kata PA saat diwawancarai Waspada Online.
Selain itu, lanjut PA, di sekolah RAP juga orang yang suka bergaul dengan teman seusianya dan suka menolong.
“Turut sama perintah orangtua dan rajin sholat juga,” ujarnya.
Disebutkan, kejadian pelecahan ini terjadi saat ibu korban sedang bekerja pada tanggal 23 Agustus 2021. Awalnya
RAP keluar rumah untuk membeli jajanan ke warung yang jaraknya sekitar 700 meter dari rumah.
“Lalu ada sekelompok orang dalam mobil pick up menculiknya. Ia (anak) diculik oleh para pria, Ia mengaku dilecehkan sewaktu pulang,” sebutnya.
Menurut keterangan RAP, lanjut ibunya, peristiwa itu terjadi sekira pukul 12.00 WIB, sehabis Sholat Dzuhur. RAP juga awalnya tidak mau menceritakan hal ini pada ibunya.
“Tetapi kondisi psikisnya tampak murung dan menandakan seperti ada kejadian yang dialaminya. Dia mengaku diancam oleh para lelaki itu akan dibunuh bila menceritakan kejadian itu,” pungkasnya.
Sebelumnya, RAP Bocah kelas 3 SD diduga menjadi korban pencabulan yang dilakukan 10 orang pria dewasa di daerah Kecamatan Medan Amplas.
Dalam melancarkan aksi bejatnya, para pelaku mengancam korban dengan pisau dan membakar kaki sebelah kiri. (wol/man/d2)
sumber: waspada