Milisi oposisi yang setiap kepada pemerintah Afghanistan yang digulingkan hari Jumat (20/8) berhasil merebut kembali tiga distrik utara dari Taliban, hanya beberapa hari setelah kelompok Islamis itu memulihkan kendalinya atas seluruh negara itu.
Media sosial pro Taliban memberi konfirmasi atas berbaliknya situasi militer di provinsi Baghlan di utara itu. Mereka mengatakan, paling sedikit 15 anggota Taliban tewas dan 15 lainnya cedera dalam apa yang mereka sebut sebagai sebuah pengkhianatan terhadap amnesti bagi para anggota dari bekas pemerintahan Afghanistan.
Abdul Hamid, seorang panglima setempat dari apa yang digambarkan sebagai pemberontakan terhadap Taliban, mengatakan dalam sebuah pesan video dari Andrab, salah satu distrik yang berhasil dikuasai, bahwa pasukan sedang bergerak maju ke sebuah distrik lain di dekatnya, dan berjanji akan merebut seluruh provinsi Baghlan.
Taliban dilaporkan telah mengerahkan pasukan ke Andrab untuk melakukan sebuah ofensif perlawanan.
VOA telah meminta komentar tetapi tidak memperoleh reaksi dari juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, terhadap apa yang merupakan pembalasan bersenjata pertama sejak kelompoknya berhasil mengambil alih kendali atas Kabul pada Minggu (15/8).
Serangan Jumat datang hanya beberapa hari setelah Amrullah Saleh, yang menjadi Wapres dari Presiden Ashraf Ghani, berjanji akan mengorganisir perlawanan kuat terhadap Taliban dari provinsi asalnya, Panjshir.
Amrullah Saleh, mantan Wapres Afghanistan telah mendeklarasikan sebagai “Presiden sementara”
Saleh sudah mendeklarasikan dirinya sebagai Presiden sementara, mengutip konstitusi Afghanistan, setelah Ghani meninggalkan negara itu dan diberi suaka oleh Uni Emirat Arab.
Mantan Wapres itu beroperasi dari Panjshir dengan dukungan dari Ahmed Massoud, putra dari Panglima Mujahidin Afghanistan yang dibunuh, Ahmed Shah Massoud, yang dengan sukses berhasil mempertahankan provinsi itu dan basis-basis lainnya di Afghanistan selama pemerintahan Taliban sebelumnya antara tahun 1996 – 2001. [jm/pp]
sumber: voa