Merdeka.com – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan bahwa pemerintah menyiapkan 240 juta dosis vaksin Covid-19 secara bertahap hingga akhir tahun ini. Pada Agustus ini dosis vaksin yang disiapkan sekitar 70 juta dosis vaksin.
Angka tersebut sudah dibahas oleh Presiden Joko Widodo dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kabinet.
Pemerintah Indonesia secara bertahap akan menyiapkan ketersediaan 240 juta dosis vaksin Covid-19 sampai akhir tahun ini. Pada Agustus ini, ketersediaan vaksin Covid-19 di Indonesia direncanakan hingga 74 juta dosis.
Demikian disampaikan di sela kunjungan ke Puskesmas Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (10/8/2021). Target yang saat ini dikejar adalah merealisasikan lima juta vaksinasi setiap hari.
“Ketersediaan di bulan Agustus ini ada 70 plus 4 juta. Yang 4 juta masih belum definitif, tapi sudah dipikirkan antara 74 juta. Berikutnya sampai dengan nanti, Desember secara bertahap itu ada 240 juta,” katanya saat kunjungan di Puskesmas Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (10/8).
Distribusi dosis vaksin ini akan diserahkan ke berbagai elemen, seperti TNI, Polri dan pemerintah daerah di tingkat kota kabupaten, termasuk BKKBN dengan alokasi yang disesuaikan.
“Harapannya dari perkembangan 1 juta 2 juta (vaksinasi per hari), akhirnya bisa sampai 5 juta (vaksinasi) untuk satu hari terimplementasi kepada masyarakat,” ucap dia.
Bersamaan dengan persiapan tersebut, Ia mengaku akan terus meninjau langsung ke daerah-daerah dengan tujuan menyerap dinamika penanganan Covid-19, sekaligus memantau kinerja testing, tracing, treatment (3T).
Sejauh ini, persoalan yang mengemuka adalah, masih ada masyarakat yang tidak percaya dengan Covid-19 atau konspirasi mengenai testing. Ia meminta pemerintah daerah dan berbagai pihak bisa ikut mengedukasi mengenai pandemi Covid-19 agar proses penyelesaiannya bisa cepat.
“Sebagian kecil masyarakat yang belum percaya (covid-19), sehingga takut di-testing, karena takut dicovidkan,” imbuh dia.
Tanggapi Yusril Ihza Mahendra
Dalam kesempatan itu, Moeldoko menanggapi kritik yang disampaikan oleh Pakar Hukum Tata Negara Yusril Ihza Mahendra yang menilai kebijakan yang berubah-ubah dari pemerintah pusat membuat penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia belum mereda.
Menurut Moeldoko, masalah pandemi Covid-19 terjadi di hampir negara, termasuk negara eropa bahkan Amerika Serikat yang notabene memiliki sumber daya dan insfrastruktur sektor kesehatan yang baik.
Kebijakan lockdown pun ia sebut bukan menjadi solusi. Pasalnya, di Malaysia pun tidak efektif. Artinya, belum ada rumus yang baik dalam penanganan pandemi selain vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan.
“Saya pikir semunaya paham bahwa tidak ada satu kepala negara di dunia yang siap menghadapi situasi ini. Pemberlakuan lockdown di Malaysia juga bukan sebuah solusi yang efektif. Persoalan covid ini adalah persoalan transmisi. Kalau kita menggunakan masker tidak akan terjadi transmisi,” tutup Moeldoko. (mdk/fik)
sumber: merdeka