GAK USAH PROTES TAYANGAN VOLI PAKAI BIKINI, CUKUP TUTUP SIARAN ATAU JUAL TV-NYA

Xhardy – Ada orang yang memang terlalu angkuh dan egois. Hanya penolakan dia seorang terhadap sesuatu, lantas dia ingin semua orang menuruti keinginannya. Hanya karena penolakannya, semua orang harus kena getahnya.

Yang saya maksud adalah soal sensor acara di TV.

Baru-baru ini beredar aduan dari seseorang yang memprotes soal tayangan Olimpiade Tokyo 2020. Dalam unggahan yang dibagikan oleh akun Instagram Lambe Turah, salah seorang netizen memberikan aduan kepada KPI terkait tayangan Olimpiade Tokyo 2020 karena dinilai tidak sopan karena atlet wanita cabang bola voli menggunakan bikini.

Dia mengatakan hal tersebut cukup vulgar sehingga KPI harus memberikan sensor saat tayangan tersebut disiarkan.

Protes tersebut dikirimkan melalui pojok aduan yang ada di situs KPI.

“Penayangan Olympic di TV memang baik, namun untuk kategori olahraga volley ball wanita, para pemainnya menggunakan bikini dan hal ini tidak baik untuk disiarkan,” tulisnya.

“Mengingat, hal vulgar lainnya saja disensor atau diblur. Tapi kenapa yang ini tidak? Apalagi biasanya slot waktu itu dipakai pengajian mama dedeh, agak ironi sebenarnya,” katanya.

Lucu memang. Dikit-dikit senggol masalah kesopanan, kesantunan, vulgar dan akhlak. Memangnya akhlak yang melapor itu sudah sempurna?

Simpel sekali, kalau tidak sreg, tidak usah nonton, bila perlu TV dijual atau disumbang ke orang lain. Kalau takut merusak moral keluarga, tidak usah putar tayangan itu, ganti saluran atau matikan saluran yang dianggap tidak baik, atau buang saja TV-nya. Beres.

Jangan dikit-dikit protes yang tidak semua orang setuju. Situ tidak suka, silakan jangan nonton atau tidak usah ikut campur. Yang tidak protes juga berhak menonton kan?

Pada tahun 2018 juga pernah ribut-ribut soal ini. Muncul petisi online meminta KPI menghentikan iklan Shopee dari girlband Blackpink yang dibuat oleh seorang emak-emak. Dia menilai penampilan dan gaya pakaiannya tidak pantas ditayangkan, iklannya seronok dan mengumbar aurat.

Fans Blackpink pun tidak tinggal diam dan membuat petisi balasan.

“Kami menolak untuk iklan shopee blackpink di boikot. Karena ada beberapa oknum meminta iklan shopee blackpink di hentikan. Menurut mereka iklan ini tidak pantas. Tetapi menurut kami yang harus di hentikan adalah sinetron indonesia yang harusnya dihentikan karena memiliki dampak buruk bagi penerus bangsa indonesia,” tulis petisi tersebut.

Tingkah model inilah yang sebetulnya menggelikan. Seolah yang protes keras ini sudah sangat sopan dan santun serta pling berhak mengatur soal ini. Protesnya harus diutamakan. Dia protes, orang lain harus maklum dengan protesnya, tapi tidak mau memaklumi mereka yang merasa tidak masalah dengan tayangan tersebut.

Yang jadi masalah itu bukan tayangannya, tapi pikiran dan arahnya yang perlu dipertanyakan. Dikit-dikit mikir ke arah sana. Kalau pikiran seseorang pada dasarnya tak beres, tetap saja pikirannya bakal melayang ke mana-mana.

Lagipula, coba pikirkan, sekarang ini bukan zaman jadul di mana media itu hanya berupa koran dan TV. Sekarang zamannya serba digital yang terkoneksi dengan internet. Sensor-menyensor tak ada gunanya. Siapa pun bisa mengakses informasi di internet. Diblokir pun tetap ada jalan lain untuk membukanya. Semakin dilarang, disensor, apalagi diblokir, malah makin menimbulkan rasa ingin tahu.

Memangnya kalau disensor, orang tidak bisa bertanya itu apaan yang disensor? Oh bikini. Apaan itu? Penasaran, Googling deh, terpampang semua bikini model apa pun.

Tak ada yang bisa menahan gempuran informasi apa pun di saat ini. Yang harus diperbaiki itu akhlak dan otaknya. Kalau ada yang protes sesuatu yang menurutnya tidak layak, pikirannya yang perlu dipertanyakan kenapa bisa berpikir sampai ke situ.

Kalau bikini aja dianggap meresahkan, sungguh kasihan sekali orang ini. Kenapa tidak sekalian minta pemerintah blokir tempat pariswisata buat orang asing. Tuh, di pantai yang ada orang asingnya pada pakai bikini seksi juga. Apakah mereka harus diusir atau tidak boleh datang? Atau yang protes tidak usah datang ke sana? Win win solution.

Tidak senang, situ aja yang cabut. Jangan maksa orang lain.

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *