KISAH PENYANDANG DISABILITAS MERINTIS KEDAI KITACINTA COFFEE

INFO NASIONAL – Pada akhir pekan ini, ada suasana meriah dibanding hari-hari biasa di Balai “Ciungwanara” Bogor. Sentra Kreasi ATENSI (SKA) keempat milik Kementerian Sosial bakal diresmikan oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini. Persiapan dilakukan oleh para pegawai balai dan wirausahawan yang akan menggelar lapak dagangan.

Dibonceng sepeda motor temannya, Syarif Hidayatullah (23) sudah datang sejak pukul 6 pagi. Tak lupa, membawa berbagai peralatan stand kopi seperti mesin grinder, chiller, dan bahan-bahan untuk meracik olahan kopi di atas motor roda tiga yang sudah terparkir tak jauh dari lokasi peresmian SKA. Usai menyusun perlengkapan dagangannya, Syarif memasang standing banner Kitacinta Coffee. Inilah usaha kedai kopi yang ia rintis bersama tiga penyandang disabilitas fisik lainnya dalam setahun terakhir.

Kegemarannya mencicipi kopi, membuat Syarif, Heru, Nabil dan Muhayat bermimpi membangun usaha kedai kopi.  Akhirnya, ide empat sekawan sesama alumni Balai Besar Vokasional “Inten Suweno” Cibinong itu diwujudkan pada Januari 2020. “Jadi, dua kawan kami, yaitu Heru dan Nabil suka nongkrong minum kopi. Dari situ terpikir dan mengonsep usaha kedai kopi ini,” ujar pemuda asal Sumatera Selatan ini.

Kendati tak mengikuti pelatihan khusus terkait peracikan kopi, Syarif dan teman-temannya berhasil meramu resep-resep olahan kopi Kitacinta Coffee dengan apik penuh citra rasa. “Banyak orang nggak percaya, kalau kami sama sekali nggak pernah ikut kursus jadi barista. Semua dipelajari otodidak di YouTube, malam hari sebelum jualan dengan mobil VW,” kenang Syarif, dengan bangga.

Di bilangan SMAN 62 Jakarta, perjalanan usaha empat sekawan penyandang disabilitas  tersebut dimulai. Perlahan tapi pasti Kitacinta Coffee mulai dikenal oleh masyarakat. “Usai sering muncul, kami pun kerap diundang ke event-event sekolah sebagai pengisi stand minuman,” tandas Syarif.

Hingga saat ini, Kitacinta Coffee telah mengeluarkan sembilan varian olahan kopi dan dua varian minuman non- kopi. Ditambah cookies sebagai teman menikmati kopi dari hasil kerjasama dengan UMKM sejenis. “Nah, yang ini best seller, Irish Cream Latte dan Es Kopi Susu Gula Aren jadi andalan kami,” ujar eks Penerima Manfaat Balai Besar Disabilitas “Inten Suweno” selama sembilan bulan ini.

Selain varian rasa, minuman olahan Kitacinta Coffee hadir dalam berbagai ukuran, yakni cup, botol 250ml, dan botol 1 liter. “Untuk harga di kisaran mulai Rp18.000 hingga Rp 89.000 yang bisa dipesan di outlet maupun e-commerce,” ungkap Syarif.

Diakui tak berselang lama usai opening-nya, Kitacinta Coffee sempat vakum akibat pandemi Covid-19. “Pandemi Covid-19 dan PSBB yang terus menerus diberlakukan berdampak pada usaha Kitacinta Coffee,” kata Syarif.

Kondisi tersebut berimbas pada omzet usaha yang jadi tak menentu, hingga Syarif dan kawan-kawan memutuskan untuk meminjam dana  modal usaha ke salah satu Koperasi Simpan Pinjam (KSP) milik salah satu bank swasta. ” Alhamdulillah, kami mendapatkan tempat usaha di Jakarta Timur dengan bantuan KSP yang peduli melalui pemberdayaan penyandang disabilitas,” turunnya.

Ke depan, Syarif dan teman-temannya ingin Kitacinta Coffee semakin dikenal masyarakat. “Kami berharap Kemensos tahu mengenai Kitacinta Coffee, di mana kami menjadi kedai kopi yang dikelola penyandang  disabilitas. Semoga nantinya mendapatkan bantuan,” pungkas Syarif.(*)
sumber: tempo

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *