INI BUKAN KUTUKAN ATAU KARMA AHOK, TAPI MEMANG SUDAH SEMESTINYA TERJADI

Abu Daeng Al-Makasary – Para fans Ahok perlu ingat dan memahami bahwa yang memberikan kutukan itu hanyalah Allah atau Tuhan. Ahok hanya manusia biasa. Meski begitu, orang-orang yang terzolimi bisa jadi memang doanya sangat manjur terkabul.

Dan meski misalnya Ahok tidak mengeluarkan pernyataan “Percayalah sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan, satu persatu dipermalukan. Terima kasih…” Hukuman Tuhan tetap berlaku bagi orang-orang yang zolim. Ahok disini hanya menegaskan, namun buat para fansnya seolah Ahok sudah selevel nabi.

Demikian juga terkait berbagai kejadian yang sudah terjadi beberapa tahun terakhir pasca Ahok di penjara. Para pendemo atau yang mendukung Ahok lengser dan di penjara, ada yang sudah meninggal dan ada juga yang sudah di penjara. Mereka pasti akan merasakan efek dari apa yang telah diperbuatnya. Jadi menurut saya bukan karena Ahok semata yang sakti, tapi memang hukum Tuhan itu bekerja secara sempurna.

Kebetulan para penentang Ahok ini ada beberapa koruptor, dan tindakan koruptornya tak bisa disembunyikan, akhirnya tertangkap. Dan memang yang tidak suka Ahok kebanyakan koruptor dan pengasong agama. Disitulah kelebihan Ahok, karena dibenci oleh orang-orang yang serakah dan brutal demi ambisi kekuasaan.

Dan sinilah juga Kemaha-adilan Tuhan, yaitu orang-orang yang kuat pasti akan mendapatkan lawan yang kuat. Ahok sangat kuat maka lawannya adalah orang-orang yang bukan main licik dan kejamnya, sampai agama diobral demi syahwat politik.

Lalu masalah karma. Ini juga tidak tepat. Rizieq dan sekutunya yang sudah di penjara dan mengalami banyak kesusahan bukan karena mereka sedang memperjuangkan kebenaran, tapi itulah efek dari perilaku dan sepak terjangnya.

Orang yang sering bermain dan dekat sama parfum maka wangi parfum dirasakannya, sebaliknya orang yang bermain di tumpukan sampah maka bau sampah yang didapatkannya. Maka Rizieq yang bermain di wilayah yang sensitif maka pasti mengalami banyak kesulitan yang sampai terjerumus di penjara, bahkan mungkin sampai selesai pilpres 2024 Rizieq akan tetap di penjara. Sudah jadi singa yang benar-benar ompong.

Resiko jualan agama memang kualat efeknya. Kesadisan cara beragama yang dimainkan pasti menimbulkan gesekan-gesekan yang banyak menuai kecaman, maka Rizieq selama itu akan terus susah hidupnya.

Dan FPI dibubarkan juga karena sudah merisaukan, termasuk HTI, jadi bukan karena karma Ahok, tapi Tuhan telah menegaskan hukum sunnatullahnya, bahwa siapa yang beringas dan kejam maka akan mendapatkan perlawanan sehingga harus dibubarkan.

Lantas orang-orang pembenci Ahok yang sudah meninggal karena memang sudah ajalnya, atau terjadi karena ada sebabnya, misalnya Tengku Zul, orang ini kena covid dan imunnya tidak kuat sehingga menghembuskan nafas terakhir.

Dan ternyata bukan cuma pembenci Ahok saja ada yang meninggal, pendukung Ahok pun meninggal setelah sakit. Jadi semua ada sebab akibatnya. Hukum alam pasti berlaku. Tidak tepat kalau disebut karma Ahok, sedangkan karma itu adalah kuasa Tuhan bukan kuasa Ahok.

Ahok hanya manusia yang tegas menjalankan tugasnya dan gigih. Itulah kelebihan Ahok jika dibandingkan dengan orang licik yang menjadi penggantinya sekarang di DKI.

Jadi sebenarnya kalimat Ahok di atas yang diucapkan pada persidangan terakhir itu bisa berlaku bagi siapa saja yang telah berbuat zolim, bukan hanya para pembenci Ahok karena alasan politik kekuasaan yang dibungkus agama.

Maka kalimat itu bisa diubah seperti ini “Percayalah sebagai penutup, kalau Anda berbuat zolim, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Esa. Itu akan terbukti, satu persatu dipermalukan. Terima kasih…” Sehingga siapa saja yang berbuat zolim, baik kepada tetangganya, pacarnya, atau kepada anak buahnya, maka akan mendapatkan balasan, dan itulah pekerjaan Tuhan yang akan menghukum orang-orang zolim.

Jadi kebenaran itu terbukti hanya permasalahan waktu saja. Bagaimana pun kerasnya seseorang itu menutupinya atau mengulur waktu. Waktu tidak akan pernah bohong tapi bergulir terus. Yang Gabener terbukti memang ngak bener.

Mungkin saat ini banyak yang menantikan kasus Anies terbongkar dan terbukti kecurangan yang dilakukannya. Namun Tuhan punya cara lain, tidak langsung membuka semua itu. Karena Anies bukan pelaku tunggal pada pilkada 2017 lalu, maka permainan ini seperti dibuat berseri.

Setidaknya Ahok sudah melakukan tugasnya yang terbaik sehingga khalayak bisa melihat perbedaan antara Anies dan Ahok.

Orang yang bekerja dengan baik dan benar tidak perlu was-was karena ada nilai-nilai Tuhan didalamnya, sementara yang melakukan kecurangan akan merasa sumpek, dan terus memikirkan cara untuk mengelak dari kasus, dan berupaya keras memoles namanya padahal sudah sangat busuk.

Anies dan para bohirnya sekarang bingung, bagaimana caranya Anies tidak dikaitkan dengan banyak kasus di DKI dan bisa diusung nyapres, sehingga berharap bisa menang di pilpres. Dan kalau sudah jadi presiden semua borok itu bisa ditutupi dengan rapi.

Tapi hukum Tuhan tetap bekerja meski orang itu pura-pura tidak percaya Tuhan dan meski orang itu sangat super licik. Manusia itu makhluk terbatas loh.

Begitulah kura-kura…

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *