Jeff – Masih ramai di media sosial membicarakan isu tuduhan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengatakan bahwa dirinya menerima rumah mewah dari pengembang tertentu terkait dengan proyek yang ada di Jakarta. Anies pun melayangkan serangan balik dengan berkata pada wartawan untuk menelusuri keberadaan rumah tersebut apabila rumah tersebut memang benar adanya. Mengutip pernyataan Anies yang berkata :
“Saya rasa teman-teman media bisa memanfaatkan ini untuk kesempatan kritis karena kalau ada berita seperti itu anda kejar, di mana lokasinya, di mana alamatnya, di mana nomornya”
Apa ada yang aneh dari kalimat pernyataan diatas? Kalau kita sudah mengenal baik bapak Gubernur yang satu ini harusnya kita tidak perlu heran akan responnya yang seperti itu, pandai merangkai kata seperti biasa. Anies seolah-olah sedang memberikan sayembara kepada para wartawan untuk mencari kebenaran mengenai hal tersebut, bukannya mengelak atau membatah justru Anies seperti ingin memperpanjang urusan ini. Belum lagi dukungan dari orang-orang disekitarnya Anies yang coba cari muka dengan membela dirinya. Misalkan Geisz Chalifa, Komisaris Ancol, yang mengatakan bahwa ada kaum-kaum yang berotak sedikit yang hendak menfitnah Anies karena foto tersebut merupakan foto rumah yang tidak sesuai dengan yang dituduhkan. Padahal kita tahu kan yang selama ini suka fitnah keji dengan menyebar hoaks menggunakan foto-foto yang tidak jelas sumbernya itu siapa? Kenapa justru caranya terlihat sama ya?
Bicara soal foto mengenai rumah tersebut juga ada pihak-pihak yang sampai membagikan cara untuk mengetahui atau mencari kebenaran suatu sumber foto. Bagi orang yang sangat awam ini memang seperti terlihat luar biasa, tapi sebenarnya biasa aja. Salah satu cara paling mudah adalah melakukan pencarian berdasarkan gambar lewat Google. Foto yang kita unggah otomatis akan dicari kesamaannya menurut bentuk, tekstur serta warna. Untuk tahu hal yang seperti ini sebenarnya adalah hal yang sangat biasa. Mencari sampai mengkonfirmasi kebenaran foto tersebut memang hal yang baik kalau bertujuan untuk turn back hoax, apalagi kalau sampai tahu foto rumah tersebut ada di forum jual beli rumah, lengkap dengan alamatnya. Mudah-mudahan mereka juga bisa cari asal-usul foto lainnya yang beredar di internet yang terindikasi hoaks, bukan cuma yang berkaitan dengan Anies. Kalau cuma membela Anies saya khawatir ini semua bisa jadi cuma skenario? Ah tapi kita tidak boleh berprasangka buruk terlebih dahulu!
Kita tidak boleh berprasangka buruk, apalagi asal tuduh. Isu penerimaan rumah dari pengembang ke Anies ini juga belum jelas asal-usulnya, awalnya sampai bisa ramai ketika Denny Siregar mencuit di Twitter :
“Ada isu @aniesbaswedan terima hadiah rumah dari pengembang reklamasi. Ah, yang bener?? Supaya jangan terjadi fitnah, mungkin @KPK RI bisa bantu selidiki..,”
Padahal Denny Siregar sendiri bilang ini adalah isu, dan mengimbau agar tidak terjadi fitnah, malahan cuitan tersebut menjadi bumerang dan akhirnya narasi fitnah kepada Anies pun muncul. Apakah semua ini benar adanya atau hanya skenario yang dijalankan untuk playing victim? Apa mungkin Denny Siregar secara tidak langsung telah melakukan blunder? KPK sendiri hanya merespon dengan mengatakan apabila ada dugaan gratifikasi tersebut untuk segera dilaporkan ke KPK. Padahal KPK bisa bertindak tanpa harus menunggu laporan masyarakat.
Karena menurut saya memang sangat kecil kemungkinan Anies melakukan kesalahan yang sangat jelas seperti menerima rumah mewah sebagai gratifikasi, kita jangan sampai lupa bahwa Anies punya saudara anggota KPK, eh salah, maksud saya mantan anggota KPK. Sedikit banyak Anies pasti paham apa-apa saja kesalahan yang harus dihindari sebagai Gubernur supaya tidak dituduh korupsi. Kalaupun misalnya Anies membeli rumah mewah lalu ada pertanyaan dari mana uang untuk membelinya, kita harus pastikan dulu bahwa rumah tersebut memang rumah milik Anies, bukan rumah yang ada di forum jual beli.
Kita sebagai penulis dan pembaca juga harus bijak dan hati-hati dalam menyikapi berbagai persoalan bangsa, sebisa mungkin opini kita, yang mungkin sekalipun liar, jangan sampai berbuntut kesalahan yang dapat dimanfaatkan oleh pihak tertentu aplagi kalau sampai mereka memainkan narasi playing victim, yang terjadi bisa-bisa malah kena counter-attack. Kalau memang terbukti Anies menerima gratifikasi maka disaat itulah kita yakin isu ini bukan sekedar isapan jempol belaka. Yakinlah bahwa sedalam-dalamnya bangkai dikubur, kalau dibuka pasti isinya tetap bangkai juga. Referensi
sumber: seword