MUNARMAN, RIZIEK DAN JARINGAN TEROR MEREKA..

Munarman ini sangat berbahaya..

Selain pintar, dia sangat mengerti hukum. Jaringannya juga luas bahkan sampai internasional. Itulah kenapa ketika dia masuk pertama kali ke FPI, dia berhasil mendekati Rizieq. Bahkan masuk di ring satu Rizieq.

Rizieq sangat bergantung pada Munarman. Lewat Munarman lah, FPI mendapat banyak donasi untuk pergerakannya. Darimana Munarman bisa mendapat dana2 itu ? Ya, dari kelompok pendana teroris di Timur Tengah, yang membutuhkan orang seperti Munarman untuk menguasai kelompok garis keras seperti FPI.

Seperti di Suriah, kelompok pendana teroris yang berasal dari negara2 maju itu mendanai kelompok garis keras disana untuk mulai melakukan pemberontakan kepada pemerintah yang sah. Di Irak dan Suriah, mereka mendanai ISIS. Di Nigeria ada Boko Haram.

Di Indonesia ? Ya, FPI ini yang akan dijadikan alat tempur mereka.

Apa tujuan pendanaan itu ? Apalagi kalau bukan untuk merebut Sumber Daya Alam kita.

Saya pernah menulis, bagaimana seandainya Prabowo kemarin menang Pilpres 2019.

Ketika Prabowo menang, maka Munarman melalui Rizieq akan menuntut bagian sama besar dalam kekuasaan. Ini merupakan barter yang tidak tertulis diantara mereka. Prabowo pasti menolak. Dia seorang nasionalis sebenarnya. Cuma sangat temperamental.

Sisi temperamen inilah yang akan dimainkan Munarman, karena pasti Prabowo akan mengusir Rizieq dari kekuasaan. Dan Rizieq akan memainkan sentimen agama untuk melakukan kudeta kepada Prabowo. Dua orang keras ini akan bertarung. Satu pake tentara, satunya lagi pake umat. Bayangkan situasi kita kalau itu terjadi. Dan saat itu terjadi, dana asing akan mengalir deras untuk membackup FPI untuk membuat kekacauan..

Tapi, Alhamdulillah. Jokowi yang menang. Maka plan B dimainkan. FPI membuat kerusuhan menolak hasil Pemilu. Dan terjadilah kerusuhan Mei 2019 di Jakarta. Untungnya polisi sigap sehingga kerusuhan tidak meluas.

Jejak Munarman terlihat jelas ketika ia hadir di beberapa pembaiatan ISIS. Di Makassar, di UIN Jakarta, dan di Medan. Bukan sekedar hadir, Munarman juga dicurigai memfasilitasi pembaiatan itu.

Ia bekerjasama dengan jaringan teroris JAD pimpinan Abu Bakar Baasyir, untuk menyusup ke dalam FPI dan mengubah FPI dari organisasi preman menjadi organisasi teroris. Munarman sedang membangun “pasukan2” berani mati untuk melakukan bom bunuh diri supaya terjadi kekacauan.

Itulah kenapa yang menangkap Munarman adalah Densus 88, bukan polisi biasa. Ini sudah bagian dari kegiatan terorisme. Dan Densus sudah mendapatkan benang merah bagaimana kiprah Munarman dibalik layar, diluar apa yang dia tampilkan selama ini.

Jadi jangan tertipu penampilan Munarman di publik. Dialah sebenarnya otak dari perubahan besar2an di dalam tubuh FPI. Rizieq itu cuman boneka, sebuah simbol yang dipakai untuk menguatkan simpul diantara kader kelompok garis keras itu.

Dan “pasukan” Munarman bukan cuman teroris di darat, tetapi juga di udara. Lihat saja, sebentar lagi mereka akan menyerbu ruang media sosial dengan mengumandangkan “jihad” di grup2 tertutup mereka dengan bahasa “kriminalisasi”.

Harapan mereka, sel-sel FPI yang terpencar sekarang ini akan menjadi lone wolf untuk melakukan pembalasan kepada polisi..

Munarman sudah ditangkap. Tapi belum mematikan seluruhnya gerakan mereka. Perang masih panjang. Meski begitu setidaknya kita bisa sedikit menghela nafas.

Saya harus angkat secangkir kopi untuk Jokowi, yang sudah memerintahkan dengan keras membasmi jaringan itu. Juga kepada aparat yang sudah dengan sabar memetakan situasi sehingga mendapatkan bukti sebelum bertindak.

Hari ini kita mendapat kado lebaran dari TNI dan Polri. Kado lebaran untuk Munarman apa ? Kasi dia sendal !!

Seruputttttt…

Denny Siregar & fb

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *