PARAH, SUDAH KETEMU PRESIDEN, AMIEN RAIS BICARA LAGI SOAL ISU PKI

Xhardy – Amien Rais sudah melakukan pertemuan singkat dengan presiden terkait penembakan terhadap 6 laskar FPI. Dia kemudian angkat bicara setelah pertemuan itu.

Semoga tidak ancam pakai neraka jahanam lagi. Memang gak bahas lagi sih.

Tapi bapak tua satu ini kembali berbicara tentang Islamophobia yang disebutnya sangat besar terjadi di Indonesia. Dia juga bicara tentang buku berjudul ‘Hijrah’ yang dia tulis pada Januari 2019 lalu. Amien menengarai kekuatan Islamophobia di Indonesia mendapat dukungan dari rezim penguasa saat ini.

Dia kemudian menyinggung pernyataan dari politisi PDIP Ribka Tjiptaning yang pernah menyatakan bangga sebagai anak Partai Komunis Indonesia (PKI).

Dia memproyeksikan anak-cucu PKI untuk ikut pemilu. “Jumlahnya sekian belas juta. Di tambah dengan PKI-PKI tua, itu bisa menjadi mungkin sampai 20 juta,” kata Amien.

Ini dijadikan alasan saat untuk meningkatkan kewaspadaan kelahiran dan kemunculan PKI lagi dan memunculkan komunis gaya baru.

Dia juga mengungkit soal kriminalisasi ulama.

Amien Rais juga memberikan contoh yang menunjukkan kedekatan rezim Jokowi dengan komunis. Dia mencontohkan saat Jokowi usai dilantik menjadi Presiden RI yang kemudian langsung melakukan kunjungan ke luar negeri bukan ke negara tetangga, tapi langsung ke Beijing.

“Ini tentu ada maknanya. Dan tiap tahun sampai 2019 itu selalu sowan. Pak Presiden kita itu sowan ke Pak Xi Jinping,” kata Amien.

Ini adalah contoh orang yang kambuh lagi sakit hatinya. Kambuh karena mungkin teringat dengan kekalahan menyakitkan akibat jagoannya nyungsep dua kali pada pemilu. Padahal sudah didukung gerombolan yang gencar menjual agama, agen tunggal kavling surga, spesialis ancam pakai neraka, direstui oleh ulama-ulama versi mereka, memposisikan mereka sebagai kelompok suci dan paling benar, jualan partai Allah dan partai setan, eh ternyata masih saja kalah telak. Mulut koar-koar sampai kering tapi tetap tidak laris jualannya. Ngakak. Sakit hati? Salah situ siapa suruh tidak mau move on.

Kan, sudah saya katakan sebelumnya, bapak tua satu ini tidak pantas bertemu dengan presiden. Bahkan tidak pantas bertemu perwakilan pemerintah. Hanya saja presiden sangat berbesar hati, tidak baperan dan menjalankan tugasnya sebagai pemimpin yang bersedia bertemu dengan siapa pun. Kalau saya? Pura-pura hilang aja. Atau bila perlu usir.

Nanti di artikel berikutnya kita akan lihat beberapa cacian dan hujatan yang keluar dari mulut orang ini. Biar pembaca paham, orang tua tapi kayak tidak tahu etika dan sopan santun. Mentang-mentang orang tua, bisa seenaknya mencaci dengan kata-kata yang tidak pantas.

Mentang-mentang orang tua, dia bisa seenaknya. Kita paham dia ini sakit hati, tidak bisa berkuasa atau jagoannya tidak berkuasa, tapi ya minimal mulut dijaga dikit lah. Katanya dari kelompok yang benar dan direstui Tuhan, tapi ngomong kok kayak orang tidak berpendidikan? Presiden aja digituin, apa lagi orang biasa, betul? Dia merasa sudah sebanding atau bahkan di atas level seorang presiden.

Makanya wajar kalau orang ini seumur hidupnya jadi pecundang politik. Selalu kalah. Ambisinya luar biasa gede, tapi tak pernah terjangkau. Jagoannya selalu jatuh meski berjuang berdarah-darah. Orang sombong seperti ini memang ditakdirkan seperti sekarang, hanya bisa marah-marah dan menghujat, melampiaskan emosinya yang tidak kunjung reda.

Kalau tidak, ngapain asik bahas isu PKI, Jokowi antek Tiongkok, kriminalisasi ulama padahal ini tidak laku dan terbukti tidak sanggup menggoyang Jokowi? Apakah Amien Rais tidak ada bahan gorengan lain yang lebih receh? Kenapa tidak pakai isu lain, misalnya jalan kaki Jakarta Yogya yang lebih fresh? Publik pasti bakal antusias mengikuti.

Begitulah kalau orang tua yang tidak mau introspeksi diri. Merasa tua, maunya dihormati tapi tidak pernah mau menghormati. Bahkan presiden dituding macam-macam seolah presiden ini bawahannya yang bisa dengan seenaknya dituduh sembarangan.

Kalau Amien Rais ini mau terus memojokkan pemerintah, harusnya tahu malu dikit kalau mau bertemu dengan presiden. Sering menghujat tapi masih mau bertemu orang yang dihujat. Setebal apa sih mukanya sehingga masih sanggup bertemu presiden?

Bagaimana menurut Anda?

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *