ANIES BISA DIPENJARA BUKAN KARENA DIA KORUPSI, TAPI KARENA INI

Manuel – Anies Baswedan adalah sosok yang selalu dalam lindungan KPK. Apa yang ia kerjakan di DKI Jakarta meski banyak janggalnya, dengan beberapa kasus yang tidak jelas anggarannya dan bahkan mencurigakan, tidak pernah terendus KPK.

Ada pun KPK justru terkesan begitu membela Anies Baswedan, dengan memberikan penghargaan anti korupsi kepada Pemda DKI Jakarta. Nasibnya begitu mujur. Selama ini, kita tahu bahwa Anies ini ada dalam lindungan Sang Novel.

Kalau bicara kejanggalan demi kejanggalan, tentu bisa kita sebut semua yang ada di DKI Jakarta. Apa saja kejanggalan-kejanggalan itu? Banyak. Sebelum masuk rumah DP omong kosong, kita akan masuk dulu ke anggaran Formula E yang commitment fee nya sudah dibayar ratusan miliar tapi menguap begitu saja.

Ada juga anggaran tentang Aibon yang dibongkar oleh politisi PSI yang membawa banyak sekali kecurigaan. Menandakan kejanggalan ini, seperti disengaja. Bukan saja itu, anggaran-anggaran yang nilainya fantastis, tidak tersentuh oleh KPK.

Belakangan ini juga muncul sebuah penetapan tersangka yang kesannya sangat tidak masuk akal. Kasus yang diproses oleh Bareskrim Polri soal korupsi tanah untuk rumah DP Nol persen, pun langsung direbut oleh KPK. Terlihat sekali KPK ini mau melindungi Anies. Dengan menetapkan Dirut BUMD, KPK pikir dia bisa mendapatkan dukungan rakyat. Dianggap masalah selesai? Tidak.

KPK ini sudah terlalu banyak melakukan tindakan-tindakan yang terkesan membela Anies Baswedan. Apa yang Anies lakukan, seringkali ditutup-tutup dengan penangkapan abal-abal. Nurdin Abdullah adalah gubernur Sulawesi Selatan yang ditangkap karena katanya ada barang bukti korupsi 1 miliar.

Setelah dilakukan penangkapan, baru pamerkan barang bukti. Sedangkan di DKI Jakarta sudah sangat jelas. Barang bukti sudah ada. Tinggal penetapan tersangka. Tanpa harus OTT, KPK sebetulnya bisa proses hukum Anies. Tapi kok tidak? Di sinilah penulis melihat adanya sosok pelindung Anies di KPK.

Banyak sekali kejanggalan di KPK. Anggaran di KPK ini nilainya nyaris tembus 1 triliun, tapi selama 2020, penangkapan KPK baru selamatkan 400an miliar. Ini namanya main rugi. Padahal jelas KPK ini kan banyak berkantor di Jakarta. Gedungnya di Jakarta sangat tinggi besar.

Seharusnya KPK bisa untung bandar, jika mereka tegak lurus melakukan penegakan hukum di DKI Jakarta terkait kasus-kasus korupsi. Formula E yang dana ratusan miliarnya saja, sudah bisa menutup setengah anggaran buat KPK. Selain itu, masih ada kasus-kasus besar.

Ini ibarat gajah di kelopak mata tak terlihat, sedangkan semut di ujung pulau terlihat. Tapi mungkin ya, gajahnya ada di kelopak mata sebelah kiri, jadi nggak kelihatan sama sekali. Maka nggak berlebihan jika rakyat melihat bahwa selama ada Novel Baswedan, di sanalah Anies akan tetap ada. Dia tidak akan di-Nurdinkan.

Sebenarnya kalau mau dilihat, Ahok ini sudah membuat penganggaran di DKI Jakarta dengan sangat baik. Ahok sudah berhasil membangun kepercayaan rakyat, lewat sistem e-Budgeting. Seharusnya dari sana saja, KPK bisa melihat adanya kejanggalan anggaran.

Seharusnya KPK ini bukan hanya main sekadar OTT alias operasi tangkap tidur. Seharusnya KPK bisa memberantas dari kejanggalan-kejanggalan APBD yang dibuat oleh Anies Baswedan. Sekarang dia pun berdalih tidak tahi menahi proses pembelian tanah yang di sana ada permainan korupsi.

Dari program-program gagal Anies yang banyak, mulai dari OK OCE, Jak Lingko, Rumah DP Nol, Formula E dan berbagai program busuk yang gagal, seharusnya KPK ini bisa membidik Anies. Keterlibatan Anies ini ada secara nyata. Secara dia ini gubernur.

Mungkin bukan dia yang pegang uang, tapi dari kesaksian-kesaksian yang ada, seharusnya dia bisa diseret. Toh janji juga janjinya, yang batalin juga orang-orang yang ada di bawahnya. Sudah terlalu banyak bukti yang ada. Sudah terlalu banyak hal yang bisa digunakan untuk menjerat Anies.

Tapi sekali lagi, di mana ada Novel, di sana pasti Anies mendapatkan lindungan dari yang kuasa. Sudah banyak sekali bukti, bisa dinihilkan. Rumah DP nol itu kan wacananya Anies. Lalu dia bilang nggak tahu soal korupsi? Itu mah namanya dia bodoh.

Orang ini harus ditangkap, bukan karena keterlibatannya, justru karena ketidakterlibatannya. Ini namanya abai. Dungu. Begitulah dungu-dungu.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *