MUNARMAN TAK BISA BOHONG LAGI, PENYELIDIKAN TERUS BERJALAN, BAKAL TERBUKTI BERBAIAT!

Abu Daeng Al-Makasary – Tupai itu pandai meloncat, tapi tupai tetap terikat hukum gravitasi bumi. Maka kalau loncatannya tidak pas, maka akan jatuh ke tanah, lalu yahh…sakit ngak ya?

Sepandai-pandainya seseorang berbohong, tak akan pernah bisa menutupi kebenaran. Selicik-liciknya orang yang selingkuh, akhirnya kepergok juga, dan bahkan tidak akan pernah puas. Sebanyak-banyaknya jarahan korupsi, toh sulit dinikmati berlama-lama. Sejago-jago-nya seseorang melontarkan kata-kata kasar di atas mimbar, toh dikerangkeng juga. Hotel Prodeo.

Dunia ini tak lepas dari sebab akibat dan hukum-hukum alam, manusia cuma makhluk yang pada akhirnya tak berdaya. Meskipun jumlah manusia itu kalau demo banyak sampai seluas monas, tetap saja kocar-kacir. Buktinya sekarang, FPI dan para kadrun itu kocar-kacir. Mereka yang dulu begitu galak, main ancam-ancam, menekan lawan politik, sekarang Sultan Petamburan yang menjuluki dirinya Imam Besar, sudah makin ngenes. Kasus demi kasus mulai disidangkan.

Begitu pun yang pernah bersekutu dengan Sultan Petamburan ini, mereka juga akan satu persatu diciduk. Tentu saja tergantung bagaimana perannya selama ini, kalau sangat galak, yahh bakal mewek-mewek. Lihat saja Si Maher, mulutnya yang tak ada rem, ternyata mewek-mewek. Sugik? yahh cuma juancuk, wkwkww.

Lalu yang sangat licik seperti Haikal? yang tiba-tiba mengaku bukan orang FPI, tapi dekat dengan FPI. Ini orang juga tinggal menunggu saja masanya.

Munarman sok jagoan juga? Nah, ini nih yang sekarang lagi hangat. Pengakuan Ahmad Aulia, anggota FPI yang ikut berbaiat di Sungai Limboto Makassar, menjadi kunci dan awal menjerat si Munarman.

Sepandai-pandainya Munarman berbohong dan merasa sok tidak kenal anggotanya, nanti juga ketahuan. Fakta yang akan membuktikan, bukan pengakuan Si Munarman, meski dia juga tidak buta hukum, tetap saja kalau ia terlibat terorisme, akan diciduk.

Sudah banyak kebohongan yang ditampilkan Munarman. Pentolan ormas terlarang FPI ini sudah banyak bikin ulah. Dan sudah dari dulu banyak beredar foto-foto atau mungkin akan ada video-video soal pembaitan itu atau video yang didalamnya ia bersama para teroris.

Lagak dan gaya Munarman sudah bisa terbaca dengan jelas. Sok jagoan saat FPI masih leluasa mengumpulkan massa. Sebenarnya orang-orang seperti Munarman, Rizieq, Haikal Baras, dan sederet tokoh-tokoh 212 yang sok suci dan sok paling relijius itu, begitu arogan dan sok pemberani karena mengandalkan massa.

Mereka sangat menyukai banyak umat yang tak bisa mikir cerah, atau malas berpikir melihat suatu kejadian, percaya begitu saja dengan orang yang mengenakan gamis dan sorban kayak Rizieq, padahal aslinya mereka preman berjubah agama.

Karena itulah sangat dibutuhkan orang-orang yang berani mengambil resiko melawannya. Sebutlah Abu Janda, Denny Siregar, Ade Armando, Eko Kuntadhi, dan lainnya yang tidak kebagian kursi komisaris. Karena yang mendapatkan kursi komisaris sekarang, duduknya sudah sangat nyaman tenang, karena itulah puncak pencapaiannya. Selesai sudah. Tak peduli lagi kalau misalnya intoleransi radikalisme masih marak. Ngapain urus-urus gitu lagi? biarin mereka babak belur disana, yang penting enak tenang, bukan urusan kita kok, mungkin begitu bisik dalam hatinya. hehehee.

Tapi itulah mungkin keberuntungan yang mereka peroleh, meski ada yang lebih keras perjuangannya dari mereka, tapi tidak mendapatkan posisi yang nyaman. Bisa jadi seperti pada masa penjajahan, ramai-ramai dulu memusuhi penjajah Belanda dan sekutunya, begitu sudah merdeka, ada yang jadi pejabat tinggi, tapi yang hampir mati dibom atau hampir digerek lehernya, tak ada pun posisi jabatan yang didapatkan, dan larut dalam hening sunyi hingga ajal.

Begitulah keikhlasan dan perjuangan. Dan yang patut kira syukuri, Polisi atau aparat negara sudah sangat tegas, Jokowi yang sering dicela dan bahkan dituduh tidak tegas, kini di masa pemerintahannya FPI justru dibubarkan dan dinyatakan ormas terlarang. Dahsyat. Patut kita berbangga juga karena Jokowi masih terus berjuang. Presiden yang sepertinya memberikan isyarat bahwa tak ada posisi nyaman, bahkan termasuk posisi komisaris. Seluruh gerak-gerik Jokowi adalah perhitungan yang matang, dan insya Allah semua demi Indonesia.

Dan dari semua itu, pembantu Jokowi yang loyal bekerja keras tanpa pamrih, Menteri-menteri, dan bahkan aparat atau TNI. Contohnya yang bekerja keras juga adalah Kepolisian, apalagi dibawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo, Dan Mabes Polri memastikan akan menyeret mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman ke ranah hukum, jika dia terbukti ikut berbaiat kepada kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Benar-benar tegas, dan kita berharap bukti-bukti itu terang benderang. Yakin deh.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri, Brigadir Jenderal Rusdi Hartono mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu hasil dari kerja Detasemen Khusus 88 Antiteror. “Masih menunggu kerja dari Densus 88. Siapapun yang terlibat dalam tindak pidana pasti akan dimintakan pertanggung jawaban hukumnya,”

Nah, sebagai rakyat biasa, pengen juga duduk manis, ngopi, dan ingin menyaksikan keseruan ini semua, dan kita tunggu seri berikutnya nasib si pembohong Munarman.

Begitulah kura-kura…

sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *