DESA GURUKINAYAN DAN DESA SUKAMERIAH

Desa Gurukinayan dan desa Sukameriah Kecamatan Payung Kabupaten Karo Sumut telah ditinggal pergi oleh warganya sejak erupsi gunung Sinabung pada pada hari Minggu dini hari tanggal 15 September 2013 yang tiada henti atau hanya beberapa hari setelah menjalankan tradisi keluarga ‘ziarah kubur’ sejak puluhan tahun yang lalu.

Tradisi yang dijalankan oleh kedua orang tua kami sebelum ayahanda Reti Sembiring Gurukinayan (Pa Kueteh) yang meninggal dunia pada hari Senin 21 September 1964 jam 06.19 wib di rumah tempat tinggalnya di Gang Usaha Tani Jalan Veteran Berastagi Kabupaten Karo Sumut, setiap ada armada bus yang masuk gabung ke PO. SINABUNG JAYA, dilakukan ziarah ke makam kakek kami di desa Berastepu asal desa kedua ibu kami Releng bru Sitepu (nande Kueteh) dan Goto bru Sitepu (nande Nimpan) sebelum bus tersebut beroperasi, sedangkan kakek kami dari ayah tidak pernah dilakukan karena makamnya di TPU umum sudah tidak berbekas lagi di desa Gurukinayan.

Kami berangkat ke desa Gurukinayan dalam rangka bergabungnya 2 (dua) bus PO. SINABUNG JAYA no. 150 dan no. 200 ke perusahan ini yang sebelumnya diawali oleh bus no. 100 setahun lalu, ketiga bus ini dibeli di Jakarta merek Hyundai dari PT. KORINDO MOTOR.
Keluarga berangkat pada hari Rabu 11 September 2013 jam 10.00 wib, setelah singgah ke desa Sukanalu Simbelang Kabupaten Karo Sumut mengantar bunga ke tempat makam kedua mertua kami ayahanda alm. Ulung Sitepu (Pa Timur) & ibunda Bagem bru Ginting (Nd. Timur) serta makam ipar kami Darma Bhakti Sitepu (Pa Damenta) dan adik kami Karya Bhakti Sitepu serta kakak kami Marhaeni Derita bru Sitepu.

Pada hari Kamis 12 September 2013 jam 11.39 wib kami ziarah ke makam abang ipar kami alm. Asia Ginting (Pa Sukamulia) di desa Sukameriah sebelah timur desa Gurukinayan yang lokasi makamnya di ladang keluarga di pinggir desa sebelah utara yang langsung berhadapan dengan gunung Sinabung.

Di desa Sukameriah merupakan salah satu POOL PO. SINABUNG JAYA yang juga merupakan desa layanan Angkutan Pedesaan bus PO SINABUNG JAYA bersama desa Simacem dan Bakerah yang bertetangga dengan desa Sukameriah disebelah Timur, termasuk desa Gurukinayan disebelah Barat untuk trayek “Simacem-Bakerah-Sukameriah-Gurukinayan-Kabanjahe PP”.
Kabanjahe adalah ibu kota Kabupaten Karo di provinsi Sumatera Utara (Sumut).

Setelah kami pulang dari desa Sukameriah dan sore hari dari desa Gurukinayan pada hari Kamis 12 September 2013, atas kehendak Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang, rupanya merupakan hari terakhir bagi keluarga untuk melestarikan tradisi tersebut, karena pada hari Minggu 15 September 2013 dinihari jam 03.30 wib terjadi erupsi gunung Sinabung tiada henti dan terus menerus sepanjang tahun yang membuat warga desa harus mengungsi ke daerah aman termasuk ke kota Kabanjahe, dan sejak itu daerah ini termasuk zona merah yang berarti tidak aman lagi untuk tempat bermukim bagi para warga desa.
Tidak hanya itu, desa Sukameriah yang kami kunjungi pada tanggal 12 September 2013 sekarang ini telah tertutup seluruhnya tanpa berbekas bersama dua desa lainnya desa Simacem dan Bakerah, yang warga ketiga desa ini sudah direlokasi ke desa SIOSAR yang berjarak sekitar 40 km sebelah tenggara desa ini.
Sebelum desa Sukameriah tertutup lahar dingin seluruhnya, keluarga sudah memindahkan jasad abang ipar kami di ladang keluarga ‘Juma Lepar’ sebelum masuk jalan desa Gurukinayan di dekat jalan raya Kabanjahe ke Payung.

Semoga video ini dapat menjadi bahan informasi sejarah desa bagi generasi muda khususnya bagi mereka yang asal usulnya dari desa Sukameriah dan sekitarnya, dimanapun mereka sedang berada pada saat ini, paling tidak mereka tetap ingat desa leluhurnya.

Bujur / terima kasih, salam SINABUNG JAYA dan TANEH KARO SIMALEM.

salam hangat,
Rophian Sembiring.

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi Untuk Kab. Karo, Taneh Karo Simalem. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *