Jaya Wijaya – Amin Rais mengingatkan Jokowi lagi soal kasus penembakan 6 laskar yang ditembak mati oleh polisi. Amin Rais juga mengingatkan Jokowi agar jangan mengatakan kalau tidak boleh kalah, Amin Rais setuju kalau negara tidak akan kalah, melainkan pemerintah yang bisa dikalahkan oleh rakyat.
Yang berikutnya adalah yang paling serius menurut penulis, Amin Rais bertanya tentang siapa yang membunuh ratusan aktivis Muslim, kiai, mubaligh, ustad dan guru pengajian? Selain bertanya, Amin Rais juga meminta izin Jokowi untuk berbicara mengenai hal tersebut.
Kita akan bahas satu persatu tuduhan Amin Rais tersebut. Pertama, soal penembakan 6 laskar, menurut penulis bagi Jokowi itu adalah kasus hukum biasa, sebagai presiden Jokowi tidak aneh dengan penembakan terduga pelaku penyerangan terhadap aparat. Penyerangan terhadap aparat yang dilakukan oleh pasukan bersenjata, dan sudah menjadi SOP polisi untuk mengatur diri.
Pernyataan komnas HAM sudah jelas, bahwa tidak ada izin HAM berat, dan kasus tersebut terjadi karena 6 laskar yang sejak awal merekomendasikan untuk menunggu polisi. Bahkan ketika aksi adu tembak dengan polisi, laskar tersebut menikmatinya karena sudah dijanjikan syahid mendapatkan 72 Bidadari, bahkan 4.900 jika menurut Tengku Zulkarnaen.
Kedua adalah soal pernyataan Jokowi kalau negara tidak boleh kalah. Di sini penulis bingung, Amin Rais sendiri mengakui negara tidak boleh kalah dan tidak mungkin kalah, lalu kenapa melarang Jokowi mengatakan hal yang menurut Amin sendiri tidak salah? Kalau kata Amin Rais pemerintahan bisa kalah oleh rakyat, maka Jokowi akan mengatakan negara bukan pemerintah, jadi jadi lalu?
Terus soal rakyat yang kata Amin Rais bisa menjatuhkan pemerintah, pertanyaannya rakyat yang mana? lalu menjatuhkannya lewat jalur pemilihan umum atau lewat jalur non konstitusional? Jika lewat pemilihan, maka tidak perlu Amin Rais yang ucapkan Jokowi akan turun sendiri setelah 2 periode kok, kecuali ada perubahan undang-undang yang rasanya hampir mustahil dengan sistem negara kita saat ini jika tidak ada kejadian besar.
Namun jika lewat jalur non pemilihan atau non konstitusional, bisa dibilang pernyataan Amin Rais ini adalah sebuah ancaman halus terhadap Jokowi. Ini pernyataan serius, akan menjadi tidak serius kalau perkataan tersebut dalam rangka Amin Rais sebagai seorang kakeh pikun yang sedang bercerita tidak jelas kepada cucunya.
Yang terakhir adalah soal pertanyaan Amin Rais soal pembunuhan Aktivis Muslim, Ustad, Kiai, Mubaligh dan Guru Pengajian. Di sini penulis mau bertanya, memangnya ada ya kasus pembunuhan aktivis muslim, ustad dll tersebut? Mohon koreksi jika penulis salah, di luar tertembaknya 6 laskar, penulis belum pernah mendengar ada aktivis muslim, kiai, ustad yang termasuk di era pemerintahan Jokowi.
Jadi maksud Amin Rais apa bertanya seperti itu kepada Jokowi? Apalagi Jokowi harus Berbicara. Tentu akan sangat aneh jika Jokowi Berbicara sesuatu yang belum pernah terjadi. Di sini penulis mau mencoba khuznudzon terhadap Amin Rais, mungkin maksud Amin Rais adalah aktivis aktivis muslim, kiai dan ulama? Penulis maklum kalau pak Amin Rais sudah tua sehingga nalarnya sudah mulai kacau.
Kalau soal penangkapan sih tidak perlu tanya Jokowi, karena sudah jelas mereka semua ditangkap karena ada kasus hukum, seperti Syahganda Naingolan yang diduga melakukan provokasi, lalu ada Bahar bin Smith, Ustad Maaher, Gus Nur dan Bibib yang sudah jelas ditangkap karena ada kasus hukum Tidak perlu penulis jelaskan, silakan cari sendiri penyebab mereka ditangkap.
Jadi jika yang dimaksud Amin Rais pembunuhan, maka ini adalah tuduhan yang serius dan dapat dikatakan sebagai provokasi karena memerintahkan Jokowi bicara untuk sesuatu yang tidak pernah terjadi. Tapi karena Amin Rais adalah gelandangan politik yang sudah tua dan pikun, maka penulis rasa maksud beliau adalah penangkapan, bukan pembunuhan aktivis muslim, kiai, ulama dan sebagainya.
Tapi penulis tetap menyayangkan, Amin Rais seharusnya bisa menjadi bapa bangsa seperti Habibie di usianya yang sudah tua dan menjadi gelandangan politik. Bukan menjadi pembenci dan provokator yang berusaha menuduh pemerintah dengan isu yang tidak-tidak serta menjurus fitnah.Begitulah Kura-Kura.
sumber: seword