KAMPUNG TURKI

Kontoversi Kampung Turki, Pemerintah Tinggal Arahkan Menjadi Versi Kemal Attaturk !!

Jaya Wijaya – Kontroversi tentang kampung Turki semakin bergulir dengan adanya jual beli menggunakan dinar. Padahal menurut undang-undang transaksi di dalam negeri harus menggunakan rupiah. Pasal-pasalnya dibahas di salah satu artikel hukum online berikut ini.

Tapi penulis tidak akan fokus dibahasan tersebut, penulis akan mencoba membahas dari sisi lain. Andaikan ini propaganda PKS untuk paham pahamnya, maka jika penulis jadi pemerintah penulis akan melawan propaganda mereka menggunakan senjata mereka sendiri.

Berbicara Turki maka kita tidak bisa hanya fokus ke organasi IM, ataupun sejarah ottoman, kejayaan masa lalu yang selalu dipuji-puji pada langit oleh pendukung PKS dan pendukung HTI seperti Felix Siaw.

Kenyataannya, sistem yang dianut ottoman sudah tidak relevan digunakan di abad modern ini, sembunyikan pada akhir kejayaannya mereka dijuluki Sick Man Of Europe, karena sudah tertinggal dengan bangsa Eropa lainnya dari segala hal.

Dalam hal perang Ottoman pada masa akhirnya selalu dipecundangi Rusia. Pada dunia perang I, ottoman hancur berkeping-keping seluruh pasukannya saat bergabung dengan Jerman di blok sentral. Dalam ekonomi, korupsi merajalela, para sultan di Istana hanya berpesta pora dan wilayahnya dimanfaatkan untuk melakukan perdagangan budak yang menjadi salah satu sumber pendapatan utama ottoman. Dari segi politik banyak negara di bawah kekuasaan ottoman yang menyimpan diri seperti Mesir.

Apa yang diharapkan dengan sistem yang sedemikian bobrok tersebut? Masyarakat yang mabuk agama menjadikan ottoman menjadi negara sakit di Eropa, ya mirip kadrun di Indonesia khusunya Depok, sampai akhirnya muncul Kemal Attaturk dengan sekularisme dan nasionalismenya yang mereformasi Turki menjadi setara dengan negara Eropa lainnya.

Orang-orang Turki mengingat era mengingat Attaturk dibandingkan saat masa ottoman. Sampai ada istilah “Anda tidak punya hati jika melupakan kenangan indah saat masa ottoman berjaya, tapi Anda tidak punya otak jika menginginkan ottoman kembali memerintah Turki.

Itu adalah ucapan rakyat Turki, mereka saja yang membawa masa-masa yang mabuk agama, eh ini ada orang Indonesia seperti Felix Kweetiau dan kader PKS yang ingin mengembalikan kejayaan ottoman di Nusantara, negara yang sejarahnya bagi penulis tidak kalah dibandingkan sejarah bangsa besar lainnya.

Banyak yang merasa jika sistem seperti ottoman dibawa ke Indonesia, maka muslim di Indonesia akan bahagia. Apa kalian pikir suku non turkish seperti Arab, Persia dan Berber hidup bahagia di bawah kekuasaan ottoman? ha ha ha ha

Tunggu dulu !! Setelah membaca ini mungkin ada yang berfikir jika penulis mengambil sumber dari barat yang berusaha menjelek-jelekan sejarah ottoman? Inilah tipikal pemuja ottoman seperti Felix Kweetiau yang tidak objektif dan melihat sejarah secara utuh karena punya kepentingan. Berikut penulis cantumkan sumbernya, langsung dari Turki (Turki loh ya, dari negara mereka sendiri):

https : // seyler . eksisozluk . com / Osmanli – imparatorlugunda – kolelik – var – miydi https : // www . milliyet . com . tr / cadde / osmanli – da – kole – ticareti – 1579908 ? kisa – haber

Terakhir adalah bagian penting yang akan penulis bahas, yaitu soal sekularisme yang Kemal Attaturk lakukan di Turki. Bagian ini pasti akan datang oleh pembaca seword khusunya Fauzi dan kawan-kawan.

Pertama, ataturk di antara agama dan negara. Urusan agama tidak boleh patuh dengan urusan negara karena akan menghambat pertumbuhan sistem negara sendiri.

Kedua, wanita harus melepaskan jilbab jika struktur pemerintahan seperti sekolah, kantor dan lembaga lain yang bersifat kepemerintahan. Hal ini jika diterapkan di Indonesia maka pemaksaan jilbab pada siswi non muslim tidak akan pernah terjadi. Kita mungkin belum siap melakukannya secara ekstrim, tapi minimal bisa menghilangkan kewajiban menggunakan jilbab untuk menahan proses arabisasi Indonesia.

Terakhir dan yang paling membuat fans ottoman marah Attaturk Kemal dan melihatnya dari sisi negatif saja, adalah diubahnya azan menjadi berbahasa Turki. Ini mengingatkan kita pada Soekarno yang mengatakan: kalau islam jangan jadi Arab, kalau Hindu jangan jadi India, kalau kriste jangan jadi Yahudi, dst.

Jadi kesimpulannya, bagi penulis sudah hukum dunia ini membutuhkan keseimbangan. Kalau ada yang ekstrim kanan yang mau membawa kejayaan Turki Ottoman yang mabok agama, maka tidak bisa dilawan dengan cara netral, tapi harus dilawan dengan kebalikannya yaitu Turki Sekuler versi Kemal Attaturk. Tesis harus dipertentangkan dengan anti-tesis, baru masyarakat kita akan pada satu kesimpulan yang seimbang.

Jadi kalau mereka melakukan propaganda dengan membuat kampung Turki versi Ottoman, pemerintah sebaiknya membuat propaganda yang membuat kampung Turki versi Attaturk, yang salah satu agama dari kehidupan negara. Supaya masyarakat bisa mencapai titik keseimbangannya sendiri bagaimana hidup berbangsa dengan bijak tidak memihak ekstrem kiri atau kanan, sama seperti prinsip Indonesia sebagai gerakan non blok 
Begitulah Kura-Kura.
sumber: seword

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *