MEDAN (Waspada): Sumatera Utara adalah salah satu provinsi percontohan bagi proses demokrasi. Ini terlihat dari struktur masyarakatnya yang sangat heterogen dan majemuk, namun tidak pernah mendengar adanya persoalan atau ribut antaretnis maupun agama.
Kesimpulan tersebut mencuat dalam Dialog Pemuda dan Mahasiswa bertajuk “Save Demokrasi: Pilkada Sumatera Utara Bersih” di Hotel Madani Medan, Minggu (3/3) sore.
“Ini menunjukkan masyarakat Sumut sangat toleran dan senada dengan makna demokrasi. Pilkada Sumut 7 Maret nanti akan menjadi ujian besar bagi masyarakat daerah berpenduduk 13 juta jiwa ini, apakah mampu mempertahankan iklim sebagai masyarakat yang toleran dan demokratis,” kata fungsionaris Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PB PMII) Ainul Yakin Simatupang saat menjadi salah satu pembicara.
Dialog digelar atas kerjasama Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (PC GP) Ansor Kota Medan, Kabupaten Simalungun, Humbang Hasundutan (Humbahas), Langkat, Batubara, Tebingtinggi, Labuhanbatu Utara (Labura), Labuhanbatu Selatan (Labusel), Labuhanbatu, Pengurus Cabang PMII Deliserdang , Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) IAINSU, BEM Univa dan BEM Universitas Dharmawangsa. Pembicara lain pakar komunikasi politik Amir Purba, PhD dan antropolog Dr. Fikarwin Zuska.
Ainul Yakin berharap, Pilkada Sumut berlangsung adil, jujur dan transparan. Dengan demikian, Sumut tetap menjadi percontohan demokrasi di nusantara dan menjadi pembelajaran politik bagi generasi muda.
Sedangkan pakar komunikasi politik USU Amir Purba mengingatkan, Pemilihan Gubernur Sumut tinggal menghitung hari. Karena itu masyarakat harus tetap serius menghadapinya. Ini mengingat hasil Pilkada akan memberi pengaruh besar terhadap perkembangan Sumut ke depan. “Salah memilih pemimpin, akan membuat Sumut makin tertinggal,” katanya seraya menyampaikan proses demokrasi Sumut sudah berjalan namun belum menyentuh semua sisi.
Pakar antropologi budaya USU Fikarwin Zuska mengatakan, Sumut memiliki toleransi yang tinggi dari berbagai perbedaan. Ini harus menjadi sebuah perekat dan soliditas kerukunan di tengah masyarakat. Sebab demokrasi juga bertujuan memanusiakan manusia sebagaimana layaknya.
Sebelumnya, Ketua Panitia Dialog, Khairul Azhar Ritonga mengatakan, kegiatan ini adalah bentuk kepedulian pemuda dan mahasiswa Sumut untuk demokrasi bangsa. Dia berharap, Gubsu ke depan harus mampu dan berani mengembalikan 70 persen hasil alam daerah ini untuk kepentingan masyarakat Sumut.
Pada kesempatan itu, Presiden Mahasiswa IAINSU Ahmad Riduan Hasibuan bersama seluruh pimpinan organisasi pemuda dan mahasiswa yang hadir menyampaikan enam butir pernyataan sikap terhadap Pilkada Sumut. Di antaranya Pilkada Sumut tanpa gerakan Golput, tanpa kekerasan, tanpa intervensi, tanpa money politics dan Pilkada untuk kepentingan rakyat.(m07/rel)
sumber: waspadamedan