Taman Alam Lumbini (TAL) di Desa Tongkoh, sekitar 60 km arah Berastagi, Kabupaten Karo, atau tepatnya 6 km sebelum kota Berastagi di provinsi Sumatera Utara.
Setiap hari besar (libur) maupun Minggu ribuan wisatawan berasal dari mancanegara, domestik maupun wisatawan lokal ramai berkunjung ke lokasi itu,Meski tanpa melakukan publikasi atau promosi melalui media cetak maupun elektronik, diam-diam lokasi Taman Alam Lumbini dengan cepat menyebar ke seluruh masyarakat luas.

TAL dengan cepat akrab di telinga penikmat wisata religius, sebagai tempat daerah kunjungan wisata yang menarik untuk di kunjungi,Tanpa mengutip bayaran
sepeserpun kepada setiap wistawan yang berkunjung ke lokasi objek wisata itu, penglola atau pemilik Taman Alam Lumbini, mempersiapkan dan menyediakan
berbagai fasilitas pendukung pelayanan objek tujuan wisata yang dikelola dengan manajemen profesional.
Mulai dari toilet, fasilitas pelayanan informasi, taman-taman rekreasi, permainan anak-anak, peralatan fitness, jembatan gantung sebagai infrastruktur penyeberang yang di padu dengan gelantungan puluhan lentera, ditata indah dan apik disesuaikan dengan suasana hutan alam di sekelilingnya.
Begitu juga fasilitas penunjang lainnya untuk kebutuhan pengunjung,pengelola telah mempersiapkan sejumlah toko-toko kecil (kios) menjual souvenir, makanan ringan dan menjual pulsa.
Bagi setiap pengunjung yang ingin memasuki lokasi Taman Alam Lumbini di depan pintu gerbang setiap kelompok atau rombongan pengunjung tanpa dikutip bayaran terlebih dahulu, salah seorang perwakilan rombongan harus mengisi buku tamu dengan menyebut indentitas dan No HP yang bisa di hubungi termasuk melaporkan berapa jumlah satu rombongan.
Hal menarik di sisi timur Taman Alam Lumbini, yang dijaga sebanyak 27 security berdiri sebuah bangunan besar Pagoda memiliki empat pintu besar bercat warna kuning emas sebagai tempat ibadah bagi umat Budha yang dikelilingi tembok setinggi 3,5 meter, ramai dikunjungi wisatawan, tidak hanya kalangan pemeluk agama Budha saja, tetapi juga berbagai kalangan wisatawan yang ingin melihat seperti apa suasana di ruangan luas Pagoda.
Menurut informasi diperoleh andalas, Taman Alam Lumbini, menyajikan replika Pagoda Shwedagon, tertinggi kedua di antara replika sejenis di luar negeri yang berada di Birma, dan merupakan Pagoda tertinggi di Indonesia. Sejak dibuka untuk umum Oktober 2010 telah memegang dua rekor MURI yaitu Pagoda tertinggi di Indonesia (rekor pertama) dan kebaktian dihadiri bhiku terbanyak (rekor kedua). Sebuah objek wisata religius yang luar biasa dan senantiasa mengajak pengunjung mencintai alam.
Di dalam ruangan gedung Pagoda meski ramai di padati pengunjung tetapi suasananya tidak berisik, orang-orang yang berada dalam gedung luas itu tetap tenang.
Bagi orang yang sembahyang satu persatu secara bergilir melakukan ritual doanya, sementara bagai orang yang hanya ingin melihat keadaan ruangan Pagoda berlalu perlahan memandang keindahan sekiling gedung.
“Nuansa gedung ini luar biasa sekali, kesannya kita berada di luar negeri. Lokasi objek wisata ini benar-benar berkelas, Ini yang ketiga kali kami keluarga ke sini, tidak bosan.
Ada hal menarik ketika menginjakkan kaki di seputaran gedung, ada damai disini, teduh dan hati ini nyaman,” ujar Raskita Tarigan (41) seorang wisatawan lokal.
Sejumlah pengujung mengatakan, mereka mengetahui Taman Alam Lumbini itu sebagai objek wisata di Berastagi mendapat informassi dari teman-teman yang sudah pernah berkunjung ke lokasi itu. Melalui jejaring sosial di internet seperti, face book, twitter dengan cepat TAL menyebar ke seluruh dunia.
Melihat teman-teman foto di depan pagoda ada kesannya berada di luarnegeri, langsung ingin berkunjung ke tempat itu. Ternyata setelah berkunjung ke sini (Taman Alam Lumbini) tidak hanya Pagoda yang dilihat, tetapi banyak keindahan yang dapat dinikmati.
“Di samping kesejukan udara tentunya,”ujar Robinson (45) pengunjung etnis Tionghoa Kabanjahe. Informasi dari petugas security di gerbang masuk pos penjagaan, menyebutkan “Taman Alam Lumbini mempekerjakan 27 tenaga security, dan di setiap hari libur lokasi itu dikunjungi sekitar 7.000 ribu orang, sedangkan pada hari-hari libur biasa (Minggu) lokasi itu di kunjungi sekitar 2.500 sampai 4.000 orang, dibuka sampai pukul 19.00 WIB.
Untuk parkir mampu menampung sekitar 200 mobil pribadi tidak dipungut bayaran,”kata Chandra AP Ginting. (RTA)
sumber : harianandalas