LONGSOR DI JALAN ANTARA DESA BARUSJAHE DAN DESA SERDANG

FINO. BARUSJAHE. Terjadi tanah longsor di jalan antara Desa Serdang dan Desa Barusjahe (keduanya di Kec. Barusjahe, Kab. Karo) setelah hujan lebat yang mengguyur daerah itu [Sabtu 3/11]. Akibatnya, lalu lintas utama antara kedua desa ini tak bisa dilalui kenderaan roda empat.
Titik longsor tepatnya terjadi di jalan turunan (ngincuah) Tambak Sukat. Jalan ini masih dapat dilalui sepeda motor, tapi kenderaan roda empat harus mengambil jalan alternatif melalui Desa Barusjulu (Kec. Barusjahe). Sampai hari ini [Senin 5/11] jalan longsor ini belum diperbaiki.

“Ini adalah kali ketiga sepanjang tahun terjadi peristiwa yang sama di tempat yang tidak berjauhan, namun tetap tidak mendapat perhatian serius dari pemerintah,” tutur salah seorang pengguna jalan kepada Sora Sirulo yang melintasi jalan longsor dengan sepeda motor.

Menurut pengamatan Sora Sirulo, jalan ini sangatlah penting bagi warga beberapa desa di Kecamatan Barusjahe seperti halnya Serdang, Penampen B, dan Siberteng. Ini adalah jalan utama mereka untuk membawa hasil-hasil pertanian mereka ke dunia luar seperti halnya pasar-pasar tradisional di Tigapanah, Kabanjahe, Berastagi dan Medan.

“Memang  ada jalan alternatif lewat Desa Barusjulu, tapi jarak tempuhnya semakin jauh,  waktu tempuhnya semakin lama dan ongkos semakin mahal,” kata seorang warga Serdang.

Selain itu, di desa-desa tersebut terdapat beberapa sekolah; SDN Serdang, SDN Penampen, SDN Buluh Belangke, dan SMPN Satu Atap 4 Barusjahe. Guru-guru yang mengajar di sekolah-sekolah tersebut banyak yang berasal dari luar (seperti Desa-desa Barusjahe, Sukajulu, Tigajumpa, dan bahkan juga dari Kabanjahe). Sehari-harinya mereka melalui jalan itu untuk menuju sekolah tempat mereka bekerja masing-masing. Atas terjadinya longsor, para guru itu menjadi terlambat tiba di sekolah tempat mereka bekerja karena harus keliling lewat Desa Barusjulu.

Masalah lainnya, beberapa angkutan desa tidak mengangkut penumpang ke desa-desa itu setelah terjadinya longsor sehingga jumlah angkutan yang menuju desa mereka berkurang. Angkutan desa yang beroperasi menaikkan tarifnya. Ongkos ke Desa Penampen dari Kabanjahe yang biasanya Rp. 5 ribu (umum) dan Rp. 4 ribu (guru) dinaikkan sebanyak Rp. 2 ribu hingga menjadi Rp. 7 ribu (umum) dan Rp. 6 ribu (guru).
sumber : sorasirulo

This entry was posted in Berita, Berita dan Informasi Utk Takasima, Informasi Untuk Kab. Karo. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *