Lake Toba Regional Management (LTRM) menyelenggarakan Loka Karya Kerjsama Daerah se-Kawasan Danau Toba di Hotel Niagara Parapat Kabupaten Simalungun, Selasa (13/12). Lokakarya itu dibuka oleh Wakil Menteri Pariwisata (Wamenparekaf) Sapta Nirwandar.
“Gagasan-gagasan yang telah ditempuh LTRM harus didukung dan dipercepat pengembangannya,” ujar Sapta Nirwandar.
Dikatakannya, Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) Toba-Medan sangat potensial untuk dikembangkan sebagai Destinasi Pariwisata Nasional (DPN). Danau Toba yang sudah tersohor harus segera dibenahi dan dipromosikan dengan sistim pemasaran yang lebih baik dan luas lagi. Danau Toba memiliki banyak daya tarik wisata semisal potensi alam, budaya, kesenian, kultur, kuliner, souvenir dan lainnya.
“Untuk itu Danau Toba sebagai destinasi pariwisata harus mewujudkan fasilitas pariwisata dan daya tarik wisata. Maka Kabupaten/kota se-kawasan Danau Toba harus terpadu dan terintegrasi nasional maupun internasional demi memajukan aksesibilitas sebagai dukungan transportasi, pemberdayaan masyarakat, peningkatan kualitas SDM,” ujarnya.
Sapta juga menekankan Forum LTRM harus mampu mengambil langkah yang konkrit dan terukur dan hasilnya dapat langsung bermanfaat bagi masyarakat. Menurutnya salah satu langkah yang harus dipikirkan yaitu peningkatan aksebulitasi sarana jalan, termasuk pembenahan sarana transportasi udara dengan memanfaatkan Bandar udara Silangit, juga harus memperpendek jarak tempuh dari satu kabupaten ke Kabupaten/kota lainnya, dengan demikian wisatawan tidak akan merasa bosan.
Kepariwisataan merupakan pilar keempat penghasil devisa Negara, untuk itulah kepariwisataan di Danau Toba segera mungkin harus dibenahi. Semua hal itu ada pada program 2012 yang memerlukan lobi dan tekanan untuk mengingatkan kesiapan daerah yang berkaitan dengan pariwisata seperti hotel, jalan-jalan daerah dan fasilitas yang ada.
Begitu juga SDM yang profesional dan masyarakat yang turut serta membangun didalam karena ujungnya untuk kesejahteraan masyarakat. Hal itu dikatakannya karena pariwisata sendiri menciptakan dampak ekonomi multiganda yaitu dampak langsung, tak langsung pada masyarakat dan pemerintah.
”Toba harus dipromosikan dengan penciptaan event-event nasional dan internasional dengan kalender tetap, dengan demikian akan dapat menarik wisatawan mancanegara dan lokal. Dengan adanya event tetap tersebut akan membuat orang/wisatawan berdatangan ke Danau Toba. Untuk itu program percepatan pariwisata adalah tata kelola destinasi (DMO) pariwisata Danau Toba, pengembangan desa wisata dan PNPM Mandiri.
Maka perlu disepakati bersama sebagai action plan program quick win dan strategis yaitu aksesibilitas, bandara, fasilitas pariwisata, destinasi, pemasaran, MICE dan SDM, baik jangka pendek, menengah, panjang dan penanggung jawab setiap program” jelas Sapta.
Sementara itu Bupati Samosir Ir. Mangindar Simbolon selaku ketua Forum LTRM mengatakan, para bupati dan walikota kawasan Danau Toba dan sekitarnya sepakat untuk adanya penjualan paket-paket wisata baik didalam negeri maupun luar negeri.
Demi percepatan pengelolaan pariwisata Danau Toba Mangindar mengharapkan LTRM mempunyai badan hukum yang jelas seperti halnya menjadi sebuah Kepres tentang kepariwisataan sehingga pengelolaan tidak terhambat dan tentunya perlu peran serta dan perhatian khusus dari Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pariwisata.
Mangindar juga mengharapkan adanya deregulasi, perda-perda yang tidak kondusif dengan program aksi, revitalisasi kelembagaan dan koordinasi. Selain itu perlunya insentif dan dukungan fasilitas antar daerah seperti destinasi, paket wisata tur travel, daya tarik wisata buatan seperti museum.
LTRM semakin berkembang terbukti dengan masuknya Tanjung Balai dan Asahan menjadi anggota. Dengan lokakarya yang merupakanmomentum awal kebangkitan Danau Toba, kementerian telah menyusun rencana terpadu kepariwisataan nasional. Dan melalui forum tersebut diharapkan akan melahirkan lembaga yang bersinergi, pengaruh yang kuat, sehingga pariwisata Danau Toba bermanfaat bagi masyarakat.
“Pemerintah hanya sebagai pemegam saham awal, pengendali, pengawas, namun pengelolaanya oeh orang-orang yang memang ahli dibidangnya. Bidang Pariwisata, agribisnis, usaha mikro kecil dan menengah serta transportasi perhubungan akan dikelola dengan orang yang professional. Dan terobosan-terobosan terus dilakukan Kabupaten/kota dikawasan Danau Toba yang tergabung dalam Lake Toba Regional Management (LTRM) untuk menjadikan Danau Toba sebagai tujuan wisata bertaraf international. Lokakarya Kerjasama LTRM yang diselenggarakan untuk membuat kesepakatan Kabupaten/kota yang berada di sekitar kawasan danau toba” terang Mangindar.
sumber:http:// medan.jurnas.com