KONDISI RUMAH SUAH SEKARANG

SADA KATA GINTING. DOLATRAYAT (Sora Sirulo, Maret-April 2011). Menurut penilaian Pauzi Ginting, keadaan Rumah Suah di Desa Melas (Kec. Dolatrayat, Kab. Karo) sudah sangat memprihatinkan.

Sebelum diperbaiki oleh para sukarelawan, atapnya sudah bocor di sana sini. Kebocoran pada atap memberi kesempatan air hujan membasahi konstruksi rumah sehingga membusuk dan berpatahan. Kalau itu sempat terjadi, sangat susah merestorasinya dan biayanya sangat mahal. “Untunglah, bagian paling parah dari rumah ini terbatas pada beberapa perampu (kerangka pinggi atap, red.) yang memburuk akibat terpaan hujan setelah begitu lama bococoran atap di bagian itu,” kata Pauji di sela-sela kesibukannya memimpin para sukarelawan menyisip atap Rumah Suah [4/3].

Selanjutnya Pauji menjelaskan bahwa Rumah Suah masih sangat memungkinkan dipugar secara keseluruhan. Belum ada tiang atau kayu-kayu besar di dalamnya yang harus diganti kecuali lantai papan yang habis diambil warga untuk kayu api atau keperluan lain ditambah beberapa dinding papan (nderpih).

“Penggantian dinding perlu mendapat prioritas untuk perbaikan selanjutnya karena papan dinding berfungsi menopang kerangka atap. Bila kerangka atap tidak cukup kuat ditopang, maka atap lekas ambruk meski sudah tidak lagi bocor. Tahap berikutnya adalah mengganti lantai yang telah hilang sehingga layak ditempati. Rumah adat perlu ditempati dan memasak di dalamnya secara rutin agar rayap tidak berkembang untuk kemudian memakan kayu dan bambu,” terang Pauji.

Pauzi Ginting adalah tukang yang memimpin perbaikan atap Rumah Suah ini. Dia pernah memimpin perbaikan 2 rumah adat dan 1 bangunan penyimpanan padi (sapo pagé) di Desa Lingga (2006) dibantu 8 tukang lainnya. Dia memperbaikinya atas permintaan Pemkab Karo terhadap peninggalan budaya Karo yang masih ada. Pauzi juga memiliki pengalaman memperbaiki rumah adat Karo di Taman Mini Indonesia.

Di kalangan Karo, Pauji sebenarnya lebih dikenal sebagai salah satu pemain kulcapi terbaik Karo saat ini di samping Jasa Tarigan. Dia tinggal di Desa Lingga (Kec. Simpangempat, Kab. Karo). Sehari-harinya dia bekerja sebagai pengukir dan pembuat berbagai alat musik tradisional Karo (kulcapi, ketteng-ketteng, surdam, belobat). 2 tahun terakhir ini, dia bergabung dengan Tabloid Sora Sirulo dan menjadi salah seorang pemusik Sanggar Seni Sirulo.

Penunjukannya sebagai tukang yang memimpin perbaikan rumah adat Melas oleh panitia adalah atas saran dari pakar (antropologi) bangunan-bangunan tradisional Karo Juara R. Ginting yang juga penasehat panitia gerakan “Koin untuk Rumah Adat Adat Karo”. Menurut Juara, kita bisa sedikit lega atas selesainya penyisipan atap yang bocor.

“Penyisipan atap saja hanyalah memperpanjang sedikit usia rumah karena kebocoran ataplah penyebab awal dan penyebab terbesar dari kerusakan semua rumah adat. Kita usahakan sesegera mungkin menyisip atap dan, setelah itu, kita terus mengupayakan pengumpulan dana untuk memperbaikinya setahap demi setahap hingga tercapai pemugaran menyeluruh,” papar Juara melalui percakapan video internet dari Leiden (Nederland) [7/3].
sumber : http://www.sorasirulo.net

This entry was posted in Berita dan Informasi Utk Takasima, Momo Man Banta. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *