Ketika Anda sedang melakukan perjalanan, pernahkah Anda merasa terburu-buru dan dikejar waktu? Atau justru sebaliknya — merasa waktu berjalan terlalu lama?
Saya pribadi mengalami hal seperti itu. Jika terlalu terburu-buru, maka kita bisa tertinggal pesawat, bis, kereta, dan membayar kompensasi dengan mahal. Kita pun tidak bisa menikmati perjalanan dengan maksimal.
Tetapi jika waktu terasa berjalan begitu lama, kita akan bosan dan membuang waktu. Jalan keluar dari persoalan di atas adalah manajemen waktu. Berikut ini kiat manajemen waktu bagi para pejalan
Persiapan pra-perjalanan
Untuk tujuan dalam negeri (atau luar negeri namun tak butuh visi), kita bisa membeli tiket dan menyiapkan akomodasi serta rencana perjalanan menjelang Hari-H. Tetapi perhatikan, apakah ada persiapan lain yang dibutuhkan (seperti vaksinasi, pengaturan transportasi, atau barang yang harus dibawa).
Untuk tujuan luar negeri yang memerlukan visa, idealnya satu-dua bulan sebelum berangkat, kita sudah mulai melakukan aplikasi visa.
Untuk pembelian tiket, perhatikan detail jam keberangkatan dan kedatangan. Beberapa tiket pesawat memang lebih murah untuk keberangkatan dan kedatangan pada malam hari, tetapi pikirkan lagi akibatnya: transportasi darat lebih sulit/mahal. Kita juga kehilangan kesan pertama suatu tujuan di siang hari.
Usahakanlah datang di tujuan Anda pada pagi hari, supaya ada waktu beristirahat yang cukup sebelum berkegiatan kembali.
Transportasi
Lakukanlah riset kecil-kecilan untuk mengetahui berapa lama waktu yang Anda perlukan dalam menempuh jarak dari satu titik ke titik lain. Perjalanan dari bandara ke pusat kota, misalnya, umumnya menghabiskan waktu 30 menit. Tetapi bisa pula berjam-jam karena kemacetan, dsb.
Sediakan pula waktu yang cukup untuk mencapai moda transportasi Anda. Jangan sampai ketika Anda di sana kebingungan mencari stasiun dan berputar-putar selama satu jam.
Perhatikan juga jeda transit antara moda yang kita pergunakan. Jeda tidak boleh terlalu dekat, sebab itu artinya tidak akan ada cukup waktu untuk mengejar moda berikutnya. Contoh: kita datang ke sebuah kota dengan kereta api. Sampai stasiun pukul 14.00 waktu setempat. Sementara, kita harus melanjutkan perjalanan dengan pesawat pukul 15.00 — dan perjalanan ke bandara ternyata butuh 45 menit. Sudah pasti ketinggalan!
Hari
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk tinggal di sebuah tempat? Jawabannya bergantung pada kegiatan kita selama di tempat itu. Kalau sekadar singgah sebagai batu loncatan perjalanan berikutnya, satu malam biasanya cukup.
Tetapi jika kita ingin melakukan banyak hal di suatu tempat, maka perhitungkan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Jangan sampai terburu-buru dan tidak maksimal hasilnya. Sebaliknya, jangan pula terlalu bertele-tele atau tidak terencana sehingga waktu kita terbuang percuma di suatu tempat.
Transit
Jika kita mengalami transit yang agak lama (lebih dari dua jam), pergunakanlah waktu itu untuk beristirahat dan menyegarkan diri. Antara lain dengan mandi, makan dan tidur. Manfaatkanlah jeda waktu dengan efisien. oleh: Sigit Adinugroho sumber : http://id.travel.yahoo.com