MedanBisnis – Pakpak Bharat. Tingginya curah hujan yang terjadi mulai awal November mengakibatkan produksi gambir petani Pakpak Bharat turun dari bulan lalu.
“Tingginya curah hujan yang terjadi mulai awal November lalu membuat kami kesulitan untuk mengeringkan getah gambir yang telah kami bentuk. Kalau pada Oktober lalu saya bisa menghasilkan 500 biji gambir siap jual per minggunya dengan cuaca yang panas sehingga hanya butuh 3 hari saja untuk mengeringkannya. Namun pada awal November sampai saat ini saya hanya bias menghasilkan 300 biji gambir,” kata Risan Berutu, salah seorang petani gambir dari Desa Aornakan kepada MedanBisnis, Senin (21/11).
Hal serupa juga dialami Manik yang selalu mengolah gambir bersama istrinya br. Boangmanalu. Menurut mereka tingginya curah hujan dalam bulan ini, gambir olahan mereka hanya setengah dari hasil pada bulan Oktober lalu. “Pada pertengahan bulan lalu kami sudah menghasilkan 700 biji gambir kering namun hingga pada pertengahan bulan ini masih 300 biji yang baru kering.Selain produksi yang menurun harga gambir juga mengalami penurunan,” akunya.
Kalau pada Oktober lalu harga gambir mencapai Rp 1.400 per biji atau sekitar Rp 27.000 per kg namun mulai awal November lalu harga perbijinya hanya Rp1.200 atau Rp 16.000 per kg.
Risan Berutu dan manik yang masih mengolah gambir secara tradisional sangat mendukung rencana Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat dalam membangun pabrik pengolahan gambir Pakpak Agro Lestari (PAL) yang difokuskan pada pengolahan hasil gambir. Dengan demikian para petani gambir dapat memperoleh jaminan harga serta meningkatan pendapatan. ( ck 08)
sumber: http://www.medanbisnisdaily.com