Jika biasanya warga Pematangsiantar banyak mendengar cerita tentang pertikaian terkait sengketa lahan antar petani.
Sabtu (30/7) kemarin, di sebuah tenda teratak yang sengaja dipasang di Jalan Letda Usmansyah Saragih, Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar, ratusan petani Tanjung Pinggir berkumpul dan saling “Marsombuh Sihol” atau melepas rindu. Pertemuan di terik sinar matahari menyengat, yang diprakarsai Barisan Ahap Simalungun (BAS) Pematangsiantar-Simalungun itu untuk membangun rasa kebersamaan antar sesama petani di daerah itu.
Tak ada keributan terjadi, malah keakraban sangat kental terlihat diantara mereka.
“Pada acara Marsombuh Sihol tidak hanya petani yang berasal dari BAS saja yang hadir. Petani dari kelompok Fokrat dan Pansur SS, juga hadir untuk menyatukan langkah dalam menuntaskan sengketa lahan Tanjung Pinggir,” ujar Ketua Panitia Rado Damanik.
Dikatakannya, dengan Marsobuh Sihol diharapkan, seluruh petani Tanjung Pinggir dapat bersatu. “Dengan kebersamaan, kita bisa menggapai apa yang kita cita-citakan bersama,” ungkap Rado Damanik.
Sedangkan Fokrat R Saragih Garingging menyambut baik dan mendukung kegiatan Marsombuh Sihol yang digagas BAS dengan harapan, para petani di Tanjung Pinggir dapat menyatukan niat, untuk menggapai tujuan bersama.
Sementara itu, Ketua Umum BAS Pematangsiantar Simalungun DR H Ferem Damanik pada kesempatan itu mengakui terdapat sedikit permasalahan di lahan Tanjung Pinggir. Hanya saja, dengan kebersamaan, masalah itu akan terselesaikan. Sehingga nantinya, tidak ada keserakahan dalam menguasai lahan itu.
Guna menguatkan rasa kebersamaan, antara Ketua Umum BAS dengan Fokrat dan Pansur SS, saling “Manyurduk Dayok Nabinatur” atau saling memberi ayam yang sudah dimasak bentuknya seperti ayam yang masih hidup.
M Gunawan Purba | Pematangsiantar | Jurnal Medan
sumber: http://medan.jurnas.com