Gunung Sinabung yang berketinggian 2460 m dpl masih dalam status awas. Sebelumnya, letusan gunung ini sangat mengejutkan masyarakat Tanah Karo yang mayoritas kristen.
Pasca Sinabung meletus, masyarakat Karo yang tinggal di kaki dan lereng gunung tersebut mengucap syukur pada Tuhan atas penyertaan karena terhindar dari semburan lava pijar dan matrial bebatuan.
Dalam kesaksiannya sejumlah masyarakat kaki gunung yang berada di Posko Pengungsian mengatakan berkat kuasa Tuhan-lah yang menyebabkan mereka terhindar dari mara bahaya. Hal ini dikatakan Malem br Singarimbun warga Desa Mardingding, Soder Surbakti warga Desa Suka Meriah dan Nilam br Tarigan warga Desa Simacem.
Kesaksian lain dari Nande Arus br Tarigan (50) warga Desa Naman Teran, desa yang berada dalam radius 6 km dari Gunung Sinabung. Ketika menyelamatkan diri dari semburan debu vulkanik kala letusan pertama, dia sempat panik bersama keluarga. ”Karena panik saya menyelamatkan diri menyeberang jalan dan tubuh saya sempat diseret mobil angkutan di Desa Naman Teran. Saya terseret sejauh 500 meter dengan keadaan tidak sadarkan diri. Tapi kuasa Tuhan dinyatakan. Warga menolong dan melarikan saya ke rumah sakit. Tubuh saya memar tapi bersyukur karena masih bisa menghirup nafas kehidupan, urainya.
Sementara itu pasca meletus gunung sinabung banyak pihak telah memberikan perhatian pada pengungsi Sinabung—termasuk pemerintah, NGO dan gereja. Termasuk Persekutuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI), Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) dan Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) yang tergabung dalam lembaga keumatan. Lembaga tersebut telah memberikan bantuan dan perhatian pada pengungsi gunung sinabung. Selain itu Yayasan Sentuhan Kasih dan Sumatera Berdoa. Ketua Umum Sumatera Berdoa : JA Ferdinandus dan Bapak Rudi dari Yayasan Sentuhan Kasih bersama rombongan mengunjungi 4 titik posko pengungsian dan menyerahkan bantuan kemanusian di Posko Desa Singgamanik Kecamatan Munthe, Posko Siabang-abang, Kecamatan Kutabuluh, Posko Kutabuluh dan Posko Kantor Klasis GBKP Kabanjahe, belum lama ini.
Bantuan yang diberikan berupa obat-obatan, makanan kaleng, minuman kaleng dan susu bubuk SGM untuk balita. Dalam kesempatan ini Tim yang beranggotakan 20 orang, termasuk Rudi, Wati Simamora, Widi, Pdt Antonius Tarigan dan lain-lain melakukan pelayanan dengan membawakan puji-pujian dan mendoakan para pengungsi, pantia dan relawan.
Sementara itu pasca sinabung meletus-jumlah pengungsi saat ini sekitar 26 ribu jiwa yang tersebar di 29 titik di Karo dan Langkat. sumber: http://www.hariansumutpos.com