JERUK PURUT CEGAH TURUNNYA SISTEM IMUN KEMOTERAPI

YOGYAKARTA – Jeruk purut ternyata dapat mencegah penurunan sistem imun (imunosupresi) yang merupakan efek samping dari kemoterapi bagi pasien kanker.

“Dari penelitiannya, kulit jeruk purut mengandung senyawa naringenin dan hespiridin sebagai antioksidan meningkatkan sistem imun dan pendamping kemoterapi kanker,” kata Herwandani Putri, mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), baru-baru ini.

Tentu ini sebuah temuan yang menggembirakan, mengingat saat ini belum ditemukan cara yang efektif untuk mencegah penurunan sistem imun. Sebagaimana diketahui, dalam tindakan kemoterapi, dipakai doxorubicin yang mengakibatkan efek samping, antara lain kerontokan rambut, kardiotoksisitas, dan penurunan sistem imun. Ini menyebabkan penderita kanker rentan terkena infeksi.

Dari penelitian yang dilakukan Putri bersama Stendi Nagaji dan Ifani Amaliah, dari berbagai kulit jeruk, seperti jeruk nipis, jeruk keprok, maupun jeruk bali, jeruk purut ternyata mengandung dua senyawa yang efektif mencegah penurunan kekebalan tubuh. “Konsentrasi senyawa paling tinggi ada di kulit jeruk purut,” kata Putri, yang lahir di Yogyakarta 28 Desember 1989.

Diakui Putri, untuk mendapatkan senyawa ini dari kulit jeruk tidaklah mudah. Setelah kulit jeruk dikupas, kemudian dikeringkan di dalam oven. Setelah kering, dihaluskan dengan menggunakan metode penyerbukan.

Berikutnya dilakukan ekstraksi dengan menambahkan etanol sebagai pelarut. Dari 500 gram serbuk yang dihaluskan, bisa mendapatkan ekstrak 100 gram hasil ekstraksi.

Ekstraksi dari kulit jeruk purut ini lantas diuji pada tikus. Hasilnya ternyata mampu mencegah penurunan jumlah sel darah putih setelah sebelumnya tikus tersebut dikemoterapi. “Jika ditambah ekstrak jumlah sel darah putih, turunnya tidak sebanyak jika tidak gunakan,” ujarnya lagi.

Berdasarkan hasil uji pada tikus, Putri akan melakukan penelitian lebih lanjut dengan melakukan standarisasi ekstrak, uji praklinik, setelah nantinya bisa dibuat dalam bentuk obat-obatan yang berbentuk kapsul. “Ke depan, ekstraknya akan bisa dikonsumsi berupa obat bagi mereka yang menjalankan kemoterapi kanker,” ujar Putri.
sumber: http://www.sinarharapan.co.id

This entry was posted in Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *