MEDAN (Waspada): Berakhir sudah tugas Tim Ekspedisi Bukit Barisan menjelajah belantara hutan Sumatera. Sekitar 40 personel Kopassus yang telah menjelajahi hutan Bukit Barisan selama 4 bulan pamitan kepada Plt Gubsu Gatot Pujonugroho, kemarin, di rumah dinas.
Dari seluruh provinsi yang telah kita lalui, Sumatera Utara memang beda. Baik respon gubernurnya maupun kondisi hutan yang dilalui. “Mudahmudahan interaksi yang telah terjalin dapat terus berlanjut,” ujar Komandan Tim Ekpedisi Bukit Barisan Mayor Suwondo, kemarin.
Suwondo mengatakan, ekspedisi tersebut dimulai sejak 1 Maret hingga 11 Juli 2011 menjelajahi belantara Hutan Bukit Barisan yang terbentang di sepanjang Pulau Sumatera meliputi Bengkulu, Palembang, Jambi, Sumatera Barat, Aceh, Riau dan Sumatera Utara.
Ekspedisi tersebut, menurut Suwondo, berkaitan dengan beragam aspek meliputi kehutanan, penelitian flora dan fauna, sosial budaya, penjelajahan, geologi serta mitigasi bencana.
“Selain TNI Angkatan darat, kita juga membawa para ilmuan dari beberapa perguruan tinggi selama proses penjelajahan,” katanya.
Saat Tim Ekspedisi melintasi hutan TNGL Sumatera Utara, Minggu (26/6), Plt Gubsu Gatot Pujonugroho juga turut serta dalam rombongan menyaksikan secara langsung kondisi hutan TNGL bersama sejumlah pejabat Pemprov Sumut seperti Kepala Dinas Kehutanan Sumut, Ir JB Siringoringo, Kepala Badan Kesbanglinmas Drs Bukit Tambunan, Kepala Bagian Protokol, Humas Pimpinan dan Telekomunikasi Biro Umum Setdaprovsu, Zakaria, sejumlah staf/PNS dari ketiga instansi.
Hal lain yang membuat Sumatera Utara berbeda, menurut Suwondo, terlihat dari beberapa hal. Yakni, temuan beberapa flora baru di dalam hutan yang masih membutuhkan pengkajian lebih lanjut, adanya temuan pencurian humus serta persoalan perambahan.
“Kalau persoalan illegal loging, kejadiannya hampir serupa di seluruh provinsi. Tapi untuk pencurian humus, hanya kita temukan di Sumut,” tandasnya.
Sementara Plt Gubsu Gatot Pujonugroho menyambut baik apa yang telah dilakukan Tim Ekspedisi tersebut di Hutan Bukit Barisan. Menurut Gatot, pengalaman selama 8 jam melakukan penjelajahan di hutan TNGL beberapa waktu lalu menunjukkan ada sejumlah persoalan yang harus segera dibenahi, berkaitan dengan aspek kelestarian hutan. (m28)
sumber: http://waspadamedan.com