KOMPAS.com – Nama lain flu adalah influenza, common cold, batuk pilek, atau kadang, masuk angin. Biasanya penularan terjadi saat penderita awal terbatuk, bersin, dan terlontar melalui kontak tangan. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus yang jenisnya sangat banyak, tetapi gejalanya mirip.
Diterangkan oleh dr Suririnah, dalam bukunya yang berjudul Buku Pintar Merawat Bayi 0-12 Bulan, mengatakan, gejala flu antara lain; batuk, pilek, bersin, nafsu makan menurun, nyeri bila menelan makanan, dan demam (biasanya tak lebih dari 38.5 derajat Celsius).
Flu sebenarnya bukan penyakit berbahaya, karena jarang menimbulkan komplikasi, meski disertai demam tinggi sekalipun. Namun, meski tidak berbahaya, bayi dan anak yang terkena flu akan cukup terganggu. Umumnya, anak jadi sulit tidur, tak mau makan, dan rewel. Perlu diwaspadai pula, jika kondisi daya tahan tubuh anak menurun, bisa terjadi komplikasi; pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, sinus, atau hingga infeksi telinga tengah.
Dr Suririnah berbagi tips bagaimana menangani flu pada anak;
* Pastikan si anak mendapat istirahat dan cairan yang cukup. Beri ASI atau susu sesering mungkin, atau makanan padat (jika sudah mulai), seperti sup dan buah-buahan untuk tambahan cairan.
* Untuk bayi yang kurang dari 6 bulan, bantu bayi mengeluarkan ingus dengan alat penyedot ingus yang banyak di pasarran.
* Bantu ia mengeringkan lendir di daerah kepala dengan meletakkan selimut yang dilipat di antara kasur dan ranjangnya di bagian kepala, agar posisi kepala lebih tinggi.
* Perlu diketahui, bahwa penyebab flu adalah virus, dan tidak akan bereaksi dengan antibiotika. Dokter baru akan memberi antibiotika jika sudah terjadi komplikasi infeksi bakteri, seperti radang paru-paru atau infeksi telinga.
* Periksa suhu tubuh bayi dengan termometer khusus untuk memastikan suhunya tetap dalam kondisi yang baik.
Bayi baru lahir sering bersin untuk mengeluarkan sisa lendir dan sebagai reaksi tubuh untuk membersihkan jalan napas yang teriritasi. Keadaan ini normal, dan bukan tanda-tanda flu. Namun, jika Anda merasa ada keraguan, sebaiknya selalu konsultasikan dengan dokter anak kepercayaan Anda.
sumber: http://nasional.kompas.com