KEBOTAKAN DINI POTENSIAL TERKENA KANKER PROSTAT

[PARIS] Berdasarkan penelitian terbaru, pria yang mengalami kerontokan rambut atau mengalami kebotakan pada usia 20 tahun, dua kali meningkatkan resiko terkena penyakit kanker prostat di kemudian hari.

Menurut para ilmuwan dalam temuan yang dipublikasikan minggu ini,  Annals of Oncology bisa membantu mengindentifikasi pria yang seharusnya dideteksi dan lebih mungkin terkena penyakit tersebut.

Kanker prostat paling banyak diderita oleh pria di seluruh dunia setelah kanker paru-paru yang menjadi penyebab kedua kematian pria di Amerika Serikat dan Eropa. Kebanyakan kasus terjadi pada pria yang berusia 60 tahun.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa hormon seksual yang disebut androgen memainkan peran penting dalam peningkatan kebotakan dan kanker prostat. Tetapi ternyata kaitan keduanya masih samar karena satu penelitian lain menyatakan bahwa kebotakan dini berujung pada pengurangan resiko kanker.

Untuk membuktikannya, satu tim ilmuan yang dipimpin oleh Philippe Giraud dari Rumah Sakit Georges Pompidou Eropa di Paris meneliti 669 pria yang 338 diantaranya pernah menderita kanker prostat dan mengalami kebotakan pada usia 20 tahun, 30 tahun, dan 40 tahun dengan menggunakan gambar standar sebagai referensi.

Pria yang tidak mengalami kerontokan rambut sampai usia 30 tahun atau 40 tahun memperlihatkan tidak mengalami peningkatan resiko menderita kanker prostat dibandingkan dengan kelompok yang mengalami penyakit tersebut.

Tetapi, untuk pria yang mengalami kebotakan dini atau lebih dikenal dengan penyakit androgenic alopecia pada usia 20 tahun, dua kali berisiko menderita kanker prostat.

Hanya saja, Giraud mengatakan, pria yang mengalami kebotakan tidak perlu panik. Sebab faktanya, pria yang mengalami kerontokan rambut tidak selalu berarti dia akan menderita kanker.

Giraud juga mengatakan bahwa alasan atau penyebab dari hasil penelitian tersebut masih harus dibuktikan melalui penelitian lebih lanjut. “Tetapi, dari penemuan tersebut bisa mengingatkan bahwa kebotakan dini bisa menjadi penanda penting untuk membantu dokter mendeteksi penyakit kanker prostat,” kata Giraud.

Menurutnya, tata cara mendeteksi kanker prostat yang ada saat ini sangat kontroversial karena beberapa orang khawatir jika pendeteksian sistematis pada usia 50 tahun tanpa memperhitungkan kriteria lain akan membutuhkan perawatan khusus.

Penelitian lain yang dipublikasikan akhir tahun lalu memperlihatkan jika ukuran jari juga bisa membantu mengidentifikasi pria yang harus menjalani pengobatan secara teratur. Pria yang memiliki jari telunjuk lebih panjang dari pada jari manis atau jari keempat berisiko lebih rendah menderita kanker prostat. [AFP/NOV/A-21]
sumber: http://www.suarapembaruan.com

This entry was posted in Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *