RASAKAN SENSASI TERAPI BEKAM LINTAH

PERNAH merasakan sensasi terapi bekam lintah? Meski sering dikelompokkan ke dalam hewan yang menjijikkan oleh sebagian orang, tetapi lintah ternyata banyak manfaatnya di bidang kesehatan. Secara medis, lintah sudah sejak lama digunakan. Sebut saja, saat pasien mengalami pendarahan, lintah akan dipakai sebagai alternatif, karena hewan ini memiliki antikoagulan atau zat pembekuan daerah.

Hewan dari kelompok filum Annelida subkelas Hirudinea ini dapat menyedot darah kotor yang ada di dalam tubuh secara medis. Lintah pun digunakan sebagai salah satu penyembuh serba guna. Hewan hermaprodit ini bisa dimanfaatkan oleh penderita darah tinggi, asam urat, sinusitis, je­rawat, eksim, migrain serta penyakit kulit seperti bisul, kudis dan sebagainya.

Metode penyembuhan dengan lintah merupakan cara yang tersisa dari abad pertengahan silam. Pada masa itu, pasien yang mengalami masalah pada sendi lutut akan merasa lebih baik setelah menempelkan lintah pada lukanya selama beberapa minggu.

Sekarang ini, terapi sedot lintah sedang mengalami perkembangan yang signifikan. Di Medan sendiri, tepatnya di Thina Theraphys & Body Massage di Jalan Wahid Hasyim No 53/28 Medan, terapi bekam lintah ditawarkan. Metode pengobatan ini menggunakan lintah impor dari Malaysia.

“Sebenarnya semua lintah sama saja, ada yang hidup di darat, air tawar dan laut. Tetapi lintah-lintah itu tidak ada jaminan steril. Karena itu, kami mengimpor dari Malaysia karena lintah-lintahnya sudah dipelihara dan dipuasakan selama satu bulan. Lintah ini tidak berlendir, tidak berbau dan perutnya masih dalam keadaan kosong,” kata theraphys lintah, Gaaffar Syani SKom kepada Jurnal Medan, Selasa (10/5).

Ia menjelaskan, di bagian mulut lintah, terdapat tiga rahang berbentuk gergaji yang dipenuhi sekitar 99 gigi kecil. Lintah bekerja dengan cara menyedot darah sebanyak 15 ml sampai dengan kuota yang cukup untuk hidupnya selama setengah tahun. Lintah yang digunakan berkisar empat sampai enam bulan atau berukuran sebesar sebatang rokok.

“Bekas gigitannya akan membekas, sekitar tiga minggu baru akan sembuh total,” jelasnya.

Air liur lintah mengandung beberapa unsur penting di antaranya, Hirusin atau lendir lintah yang berfungsi untuk mencairkan darah beku dan memiliki antipembekuan, Histamin berfungsi sebagai obat bius yag membuat tidak alergi lagi pada gigitan lintah dan Lipase dapat memecah lemak untuk membuka saluran darah.

“Biasanya penderita sinusitis yang sering datang untuk terapi lintah, untuk sinusitis dibutuhkan sebanyak empat lintah dan diletakkan pada bagian sekitar hidung. Sementara untuk orang yang belum pernah terapi lintah, paling banyak sekitar 30 lintah untuk seluruh tubuhnya,” tambah pria yang pernah mendalami te­rapi lintah di Malaysia selama dua tahun ini.

Terapi bekam lintah meninggalkan sensasi yang berbeda-beda tiap individu­nya. Ada yang gatal, perih dan lain sebagainya. Sedikit atau kadang-kadang agak kuat dengan sensasi menarik terasa pada menit pertama sampai ketiga setelah lintah menyedot.

“Rasanya gatal hanya beberapa menit pertama setelah itu biasa saja. Setelah selesai terapi lintah bekas luka diberi antibiotik dan dibalut dengan kapas agar tidak meninggalkan bekas luka,” paparnya.

Saat ditanya tentang efek samping dari terapi bekam lintah ini, Gaaffar mengatakan, terapi ini tidak menimbulkan efek buruk untuk pasien. “Selama beberapa tahun ini saya membuka terapi bekam lintah ini, tidak ada satu pasien pun mengeluh mengalami efek samping, mungkin hanya gatal saja saat terapi,” tandasnya.
sumber: http://medan.jurnas.com

This entry was posted in Berita. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *