DIABETES PUN INCAR SI LANGSING

Melihat orang dengan postur tubuh yang sempurna, langsing dan tinggi bak model, terkadang munculĀ  rasa iri. Namun Anda harus tahu, menjadi langsing tidak menjamin mereka dalam kondisi sehat.

Para peneliti telah menemukan gen yang disebut dengan ‘gen ramping’ yang membantu manusia menjaga berat badan mereka. Namun, ternyata gen tersebut juga dapat meningkatkan risiko terkena diabetes dan penyakit jantung.

Seperti dilansir dari laman Daily Mail, kasus ini sangat kuat ditemukan oleh pria. Artinya, mereka yang memiliki perut ‘kotak-kotak’ belum tentu sehat seperti yang Anda pikirkan.

Para ilmuwan membandingkan kode genetik lebih dari 75 ribu orang dengan rasio lemak dan otot dalam tubuh. Penelitian mengungkap ada suatu gen yang sangat umum, disebut IRS1, yang berhubungan dengan tubuh langsing seseorang.

Mungkin Anda sering mendengarkan keuntungan menjadi langsing. Namun, nampaknya gen IRS1 menjadi salah satu hal yang membuat Anda berpikir beribu kali untuk diet ketat.

Itu karena mereka yang memiliki gen tersebut memiliki tingkat lemak darah berbahaya dan sangat sulit untuk memproses gula. Hal ini pun menempatkan mereka dengan 20 persen risiko yang lebih tinggi terkena penyakit jantung dan diabetes tipe-2 yang biasanya berkembang di tengah usia, dan sering diakibatkan oleh obesitas.

Kenyataannya, orang dengan gen IRS1, biasanya memiliki tingkatan lemak di bawah kulit lebih rendah dibanding orang tanpa gen IRS1. Namun, mereka cenderung memiliki tumpukan lemak di organ lain. Lemak yang membungkus organ jantung, hati dan organ dalam lainnya, itulah yang sangat berbahaya bagi tubuh.

“Dalam istilah sederhana, tidak hanya orang dengan obesitas yang dapat terserang penyakit ini, orang-orang yang terlihat langsing pun memiliki risiko yang sama,” ujar Dr Ruth Loos, dari MRC Epidemiology Unit di Cambridge.

Namun, kenapa hal ini cenderung dialami pria dibandingkan wanita? Menurut Dr Ruth Loos, pria cenderung menyimpan lebih sedikit lemak dibanding wanita, dan lebih sensitif terhadap perubahan dalam distribusi.

Professor Nick Wareham, menambahkan, penelitian ini menjawab pertanyaan mengapa tidak semua orang yang langsing memiliki kesehatan yang baik, dan sebaliknya mengapa tidak semua orang dengan obesitas berisiko terkena penyakit metabolik.

Menurut Professor Jeremy Pearson dari The British Heart Foundation, penelitian ini juga memperkuat gagasan risiko penyakit bukan hanya terkait seberapa gemuk Anda, tetapi juga di mana letak lemak tubuh.

“Lemak yang tersimpan di organ dalam tubuh lebih buruk daripada lemak yang tersimpan di bawah kulit,” ujarnya.
sumber : http://waspada.co.id

This entry was posted in Informasi Kesehatan. Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *